Gawat, Ansarullah Ancam “Bebaskan” Mekkah dan Riyadh Jika Saudi Intervensi Yaman
Sanaa, LiputanIslam.com – Komandan pasukan gerakan Ansarullah atau kelompok al-Houthi, Ali al-Shami, mengancam akan melancarkan ekspansi ke kota suci Mekkah hingga Riyadh jika Arab Saudi melancarkan intervensi militer ke Yaman.
“Ekspansi kami tidak akan berhenti di Mekkah, melainkan berlanjut hingga ke Riyadh… Kami pernah bertempur dengan Saudi pada tahun 2009, dan dalam hitungan jam kami berhasil menerobos masuk sejauh 50 kilometer ke wilayah mereka hanya dengan jumlah pasukan yang kurang dari 100 personil,” ungkapnya, sebagaimana dilansir Wall Street Journal, Selasa (24/3/2015).
Dia juga mengingatkan, “Sekarang kami lebih sanggup mengalahkan Saudi jika mereka bersikeras untuk mengusik Yaman.”
Pernyataan serupa juga dilontarkan oleh petinggi Ansarullah lainnya, Mohammad al-Bukhaiti, dalam wawancara dengan TV al-Jazeera.
Dia mengingatkan bahwa intevensi Saudi ke Yaman akan mengakibatkan “tergulingnya dinasti al-Saud dan pembebasan kawasan Nejed dan Hijaz (Saudi) secara keseluruhan.”
Di pihak lain, Safwan Sultan, ajudan presiden Yaman tersingkir Abd Rabbuh Mansur Hadi meminta Saudi mengintervensi Yaman agar negara ini dan juga Saudi sendiri “tidak jatuh ke antek Iran.”
“Saudi harus melakukan intervensi militer ke Yaman sebelum terlalu terlambat…Jatuhnya Yaman ke antek Iran akan segera mengakibatkan jatuhnya Saudi ke tangan mereka,” katanya.
Sementara itu, milisi Ansarullah bersama satuan-satuan pasukan militer Yaman yang berkonsolidasi dengannya Selasa (24/3/2015) terus bergerak ke arah kota Aden dan berhasil menguasai distrik Kersh, 100 km utara Aden, setelah terlibat pertempuran dengan pasukan loyalis presiden tersingkir Abd Rabbuh Mansur Hadi.
Reuters melaporkan bahwa distrik itu tidak jauh dari pangkalan udara besar al-Inad yang dikuasai oleh pasukan loyalis Hadi.
Para saksi mata mengatakan bahwa milisi Ansarullah bersama sebuah brigade militer loyalis mantan presiden Ali Abdullah Shaleh juga mengendalikan kantor-kantor pemerintahan di kota al-Dhalea, ibu kota sebuah provinsi yang menggunakan nama yang sama di bagian selatan Yaman.
Hadi yang kabur dari Yaman ke Aden, Yaman selatan, setelah menyatakan mundur. Belakangan dia menarik pernyataan ini setelah berada di Aden serta mengumumkan Aden sebagai ibu kota sementara Yaman karena kota Sanaa dikuasai Ansarullah.
Senin (23/3/2015) dia meminta pasukan Dewan Kerjasama Teluk (GCC), Perisai Semenanjung, supaya membantunya melawan Ansarullah.
Sehari sebelumnya Ansarullah merebut Taiz, kota terbesar ketiga di Yaman dan berjarak 150 dari Aden. Di situ mereka antara lain menguasai bandara sipil dan militer, komplek pengadilan, penjara dan pangkalan militer.
Setelah sekian bulan menggerakkan demonstrasi damai rakyat anti korupsi di Yaman Ansarullah berhasil menguasai Sanaa, ibu kota Yaman, pada musim panas tahun lalu. (mm)