Dikunjungi Jokowi, Rouhani Nyatakan Iran Dan Indonesia Punya Banyak Potensi

0
475

Teheran, LiputanIslam.com –   Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa kerjasama antara Iran dan Indonesia bukan hanya menguntungkan kedua negara, melainkan juga menunjang keamanan dan stabilitas regional dan Dunia Islam.

Hal ini dinyatakan Rouhani dalam konferensi press bersama sejawatnya dari Indonesia, Presiden Joko Widodo alias Jokowi usai pertemuan delegasi kedua negara di Teheran, ibu kota Iran, Rabu (14/12/2016).

Rouhani mengatakan bahwa hubungan kedua negara terus membaik, terutama di sektor bilateral dan perekonomian, setelah dia berkunjung ke Indonesia pada 21 April 2015, dan Iran akan memenuhi kebutuhan Indonesia di bidang minyak mentah, gas kondensat, petrokimia dan lain-lain.

“Kami mengutamakan hubungan Iran-Indonesia karena Indonesia merupakan negara Islam penting di Asia Timur, sedangkan Republik Islam Iran negara penting di Asia Barat (Timteng),” ujarnya.

Menurutnya, hubungan kedua negara terus berkembang di semua bidang ekonomi, politik, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi.  Kedua negara memiliki banyak potensi untuk pertumbuhan ekonomi, terutama di bidang teknologi, dan Iran siap membangunkan pembangkit listrik, bendungan, irigasi, sanitasi, dan proyek-proyek lain di bidang-bidang teknik di Indonesia, dan Indonesiapun siap bekerja di bidang migas di Iran.

Di bidang teknologi mutakhir, dia mengatakan, “Kami telah merencanakan optimalisasi kerjasama bilateral terutama di bidang nanoteknologi, sains antariksa, dan industri farmasi.”

Di bidang kebudayaan dia mengatakan bahwa mengingat kedua negara sama-sama menganut Islam moderat dan menolak radikalisme dan kekerasan maka kedua negara merencanakan pembentukan komisi hubungan antarulama kedua negara dan monitoring isu-isu kebudayaan.

Lebih lanjut Presiden Iran mengatakan bahwa hubungan kedua negara terjalin kuat di bidang kerjasama internasional, Gerakan Non-Blok, dan Organisasi Kerjasama Islam.

“Hari ini kami sepakat memperkuat kerjasama dalam berbagai persoalan dan problematika yang mendera dunia Islam, terutama di Yaman, Suriah, dan Myanmar, dan menunjang keamanan dan stabilitas regional,” pungkasnya.

Presiden Jokowi tiba di Teheran, Selasa (13/12/2016), ketika cuaca di Iran sedang dingin, setelah mengadakan kunjungan tiga hari ke India.

“Cuaca dingin menyambut kedatangan Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko di Bandar Udara Internasional Mehrabad, Teheran Iran, Selasa 13 Desember 2016 pukul 16.20 atau pukul 19.50 WIB,” ujar Kabiro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulis.

Tiba di Bandara Internasional Mehrabad, Jokowi dan Ibu Iriana disambut oleh Direktur Jenderal Protokol Kepresidenan Iran MS Abdollahi dan Duta Besar Indonesia untuk Iran Octavino Alimudin.

Di bawah tangga pesawat, Jokowi dan Iriana menerima bunga dari dua putra dan putri Iran serta disambut oleh Menteri ICT Iran Mahmoud Vaezi. Setelah itu, Presiden dan Ibu Negara melewati prosesi jajar kehormatan.

Di Teheran, dia memulai kunjungan kerjanya Rabu dengan menemui Presiden Iran Hassan Rouhani, Ketua Parlemen Iran Ali Larijani, dan Pemimpin Besar Iran Ayatollah Sayyid Ali Khameinei.

“Presiden juga akan menghadiri acara Ramah Tamah dan Santap Malam dengan staf KBRI Teheran dan masyarakat Indonesia di Wisma Indonesia, Teheran, sebelum kembali ke Tanah Air pada Rabu petang, 14 Desember mendatang,” kata Bey.

Kunjungan kenegeraan ke Iran ini merupakan kunjungan balasan atas kunjungan Presiden Iran ke Indonesia pada April 2015.

Turut menyertai Jokowi dan Ibu Iriana dalam penerbangan dari New Delhi India menuju Teheran Iran, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Kepala BKPM Thomas Lembong. (mm/alalam/liputan6)

DISKUSI: