Korban Tewas Demo Anti ISIS di Turki Jadi 18 Orang, Kobane Terus Digempur
Ankara, LiputanIslam.com – Jumlah korban tewas dalam unjuk rasa anti organisasi teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang terjadi Senin lalu (6/10) di berbagai wilayah berpenduduk Kurdi di Turki bertambah menjadi 18 orang setelah sebelumnya diberitakan sebanyak sembilan orang. (Baca juga: Demonstrasi Kurdi Anti ISIS di Turki Berubah Rusuh, 9 Orang Tewas)
Menurut laporan IRNA, dari total jumlah korban tewas akibat bentrokan demonstran dengan aparat keamananTurki tersebut 10 orang jatuh di kota Diyarbakir, tiga di Madrin, dua di Siirt, satu di Van, satu lagi di Mus, dan satu lainnya di Batman.
Sementara itu, laporan terbaru dari Reuters menyebutkan bahwa korban tewas dalam bentrokan tersebut bertambah menjadi sedikitnya 21 orang.
Menyusul kerusuhan itu, pemerintah Turki memberlakukan jam malam di enam kota berpenduduk Kurdi. Dalam dua hari sejak pecah kerusuhan itu aparat keamanan Kurdi juga telah menangkap ratusan demonstran, dan belum diketahui berapa jumlah persis demonstran yang ditangkap aparat.
Menurut para pengamat, demonstrasi tersebut merupakan demonstrasi yang paling berdarah dalam dua atau tiga dekade terakhir hingga pemerintah Turki mengumumkan keadaan luar biasa di berbagai kota negara ini.
Keadaan luar biasa juga pernah diumumkan pemerintah Turki pada tahun1992 menyusul peristiwa kerusuhan dalam demonstrasi hari raya Norouz di empat provinsi berpenduduk Kurdi.
Unjuk rasa anti ISIS yang dimulai Senin malam lalu digelar atas seruan Partai Demokrasi Rakyat Turki (HDP) sebagai protes terhadap pemerintah Turki yang mereka anggap sengaja membiarkan kota Kobane, Suriah, di dekat perbatasan antara Suriah dan Turki diserang oleh pasukan ISIS.
Partai ini menegaskan bahwa jika kota Kobane yang dikepung pasukan ISIS jatuh ke dalam cengkraman kawanan teroris takfiri itu dan Turki ternyata diam berpangku tangan maka proses perundingan untuk penyelesaian masalah Kurdi di Turki tidak dapat dilanjutkan lagi.
Kota Kobane sendiri masih dibombardir secara intensif oleh pasukan ISIS, sementara pasukan Turki dengan ratusan tanknya yang berjajar di perbatasan hanya menyaksikan peristiwa itu dari kejauhan.
“Malam ini, (ISIS) telah memasuki dua distrik dengan senjata berat, termasuk beberapa tank. Warga sipil mungkin ada yang terbunuh karena di sana terjadi pertempuran intensif,” ujar Asya Abdullah, petinggi Partai Uni Demokratik (YPD), kelompok pertahanan Kurdi yang dominan di kawasan tersebut, kepada Reuters Rabu malam kemarin. (mm)