Brigade al-Qassam: Perang Melawan Israel Sudah Berkobar
Gaza, LiputanIslam.com – Brigade Izzuddin al-Qassam menegaskan bahwa perang melawan Israel sudah berkobar, dan sayap militer Hamas ini akan menyerang para pemukim Zionis.
“Pertempuran melawan pasukan pendudukan Israel sudah terbuka, dan kami tidak akan membiarkan pasukan pendudukan bertindak sewenang-wenang terhadap bangsa Palestina di Tepi Barat dan al-Quds (Baitul Maqdis/Jerussalem),” ungkap Juru Bicara Brigade Izzuddin al-Qassam, Abu Ubaidah, dalam jumpa pers di Gaza Kamis (3/7/2014).
“Rakyat Palestina hidup menderita akibat agresi Israel, dan yang terbaru adalah kejahatan berupa penculikan dan pembunuhan remaja bernama Muhammad Abu Khudair (16 tahun). Kejahatan demikian bukan sesuatu yang baru bagi Zionis. Tindakan bodoh yang ditempuh rezim pendudukan akan membuat pemukim (Yahudi) menjadi sasaran roket. Kami akan membidikkan roket ke sasaran-sasaran baru,” lanjutnya, sebagaimana dilansir al-Alam.
Dia menegaskan, “Brigade al-Qassam tidak memperkenankan siapapun memintanya supaya menahan diri terhadap Israel. Brigade ini akan bertindak dengan segenap kemampuan yang ada demi melindungi bangsa Palestina dan kesucian.”
Abu Ubaidah memastikan pihaknya mampu melancarkan serangan yang mengejutkan Israel. “Para pejuang (muqawamah) berpijak di atas landasan yang kokoh. Pasukan pendudukan tidak akan bisa menguasai arus-arus pertempuran yang akan datang. Al-Qassam dan muqawamah memiliki banyak strategi dan hal-hal yang mengejutkan,” tandasnya.
Sebelumnya, pihak keluarga korban menolak menerima jenazah Muhammad Abu Khudair sebelum Israel mengakui pembunuhan itu bermotif rasisme. Dalam jumpa pers di Baitul Maqdis (Jerussalem), pihak keluarganya menyatakan pemerintah Israel telah melakukan kebohongan publik. Dia juga menuduh otoritas keamanan Israel sengaja menunda-nunda penyerahan jenazah korban.
Mufti Besar Baitul Maqdis Syekh Mohammad Hussein juga menyatakan pemerintah Israel bertanggungjawab atas kasus penculikan dan pembakaran jenazah korban, serta menyebut kejahatan itu bermotif rasisme.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta masyarakat internasional turun tangan melindungi bangsa Palestina.
Pembunuhan sadis itu juga mendapat kecaman dari Perdana Menteri Inggris David Cameron, Presiden Perancis François Hollande, pemerintah Amerika Serikat, dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon. (mm)