Bom Kembar Tewaskan 44 Orang di Turki, Militan Kurdi Bertanggungjawab
Istanbul, LiputanIslam.com – Kelompok militan Kurdi menyatakan bertanggungjawab atas ledakan dua bom kembar yang mengguncang Istanbul dan membunuh sedikitnya 44 orang yang sebagian besar polisi, dan melukai 155 lainnya.
Elang Pembebasan Kurdi (TAK), kelompok yang memisahkan diri dari Partai Pekerja Kurdi (PKK) dalam statemennya yang dipublikasi melalui lamannya menyatakan serangan yang terjadi Sabtu malam lalu itu tidak ditujukan kepada warga sipil.
Mendagri Turki Suleyman Soylu dalam jumpa pers, Senin (12/12/2016) menyatakan sebanyak 235 orang telah ditangkap terkait ledakan ini di 11 provinsi. Mereka adalah orang-orang yang terkait dengan PKK dan pendukungnya, termasuk para pemimpin Partai Demokrasi yang merupakan partai oposisi.
Menurutnya, 36 di antara para korban tewas adalah polisi, sedangkan sisanya adalah warga sipil.
Dalam jumpa pers sehari sebelumnya dia menyebutkan bahwa satu ledakan besar terjadi dan diikuti oleh ledakan susulan yang lebih kecil pada sekitar pukul 23.00 waktu usai pertandingan sepak bola di Arena Besiktas Vodafone.
Ledakan pertama berasal dari sebuah bom mobil yang diledakkan dengan menggunakan remote control, dan tak lama kemudian terjadi ledakan kedua yang berasal dari seorang pelaku serangan bom bunuh diri. Keduanya terjadi di dua lokasi yang berjarak kurang dari satu mil.
Deputi Perdana Menteri Turki Numan Kurtulmus mengatakan serangan itu sudah direncanakan secara detail.
“Ledakan terjadi setelah para penggemar kedua tim meninggalkan stadion. Ledakan menerjang satuan-satuan polisi anti huru-hara yang menjalankan tugas rutin di area itu usai pertandingan. Jadi, serangan ini ditujukan langsung terhadap polisi kami,” katanya.
Dia juga mengatakan bahwa para ahli memperkirakan bom mobil itu menggunakan sedikitnya 300-400 kilo bahan peledak.
“Serangan ini sedemikian besar sehingga kendaraan yang digunakan dalam pemboman secara fisik sudah tak terlihat lagi setelahnya. Kendaraan itu hancur total,” terangnya. (mm/cnn/anadolu)