London, LiputanIslam.com – Putera Mahkota Arab Saudi Mohammad Bin Salman mengaku “ingin keluar” dari perang Yaman yang berlangsung dua tahun. Pengakuan ini dia sampaikan kepada dua mantan pejabat Amerika Serikat (AS) sembari menyatakan “baik-baik saja” soal keterlibatan Washington dalam interaksi dengan musuh bebuyutannya, Iran. Demikian terungkap dalam bocoran email yang didapat dan dilansir oleh Middle East Eye yang berbasis di London, Senin (14/8/2017).
Pewaris tahta Saudi berusia 31 tahun itu mengungkapkan niatnya tersebut kepada mantan duta besar AS untuk Israel Martin Indyk dan mantan penasihat keamanan nasional AS Stephen Hadley setidaknya satu bulan sebelum Saudi menuduh Qatar bersekongkol dengan Iran dan melemahkan koalisi pimpinan Saudi dalam perang Yaman.
Rincian mengenai pertemuan tersebut termuat dalam thread email antara Indyk dan Dubes Uni Emirat Arab (UEA) di Washington yang diperoleh oleh kelompok kampanye GlobalLeaks. Disebutkan bahwa Indyk dan Otaiba telah mendiskusikan “pragmatisme” pangeran Saudi yang menyimpang dari posisi publik yang diadopsi negara kerajaan ini. (mm/mee)
Popular Tags
Dunia Islam – Berita Islam –Berita Dunia Islam – Konflik Timur Tengah – Timur Tengah Terkini – Berita Islam Terkini – Berita Internasional – Berita Timur Tengah – Berita Iran – Berita Iran Terkini – Iran Terkini – Iran vs AS – Amerika vs Iran – AS vs Iran – Berita Palestina – Berita Palestina Terbaru – Palestina Hari Ini – Palestina Terkini – Palestina Israel – Berita Turki – Turki Terkini – Berita Yaman – Perang Yaman – Perang Suriah– Berita Suriah – Berita Afghanistan – Berita Arab Saudi – Arab Saudi Terkini