Ayatullah Khamenei Tegaskan Syiah Tak Boleh Ciderai Perasaan Ahlussunnah

0
674

Teheran, LiputanIslam.com –  Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Uzhma Sayyid Ali Khamenei mengecam tindakan menghujat simbol-simbol dan para tokoh besar Ahlussunnah, dan menegaskan bahwa aksi melukai perasaan golongan lain atas nama Syiah Imamiyyah adalah pekerjaan para tasyayyu’ (pengikut) Inggris.

Dalam kata sambutannya di hadapan masyarakat Iran menyambut peringatan Hari Ghadir Khoum di Teheran, ibu kota Iran, Selasa (20/9/2016), dia kembali menegaskan keharusan tergalangnya persatuan Islam, dan mengingatkan bahwa tindakan menghujat para tokoh besar Ahlussunnah pada hakikatnya mengabaikan prinsip logika dan argumentasi akidah Syiah Imamiyyah.

“Mengusik perasaan kelompok-kelompok lain atas nama Syiah pada hakikatnya adalah tasyayyu’ Inggris yang hasilnya ialah kemunculan organisasi-organisasi jahat dan tindakan-tindakan yang sejalan dengan Amerika dan intelijen Inggris, seperti ISIS dan al-Nusra yang telah melakukan banyak kejahatan dan kerusakan di kawasan,” ujarnya, seperti dilansir al-Alam.

Ayatullah Khamenei menyebutkan bahwa peristiwa Ghadir Khoum, yaitu peristiwa pengangkatan Sayyidina Ali kw oleh Rasulullah saw sebagai pemimpin penerus beliau pada tanggal 18 Dzuhillajjah,  merupakan penegasan atas hakikat, asas, dan kaidah kepemimpinan dalam Islam.

“Ketika kaidah ini diletakkan, pihak musuh lantas berputus terhadap kemampuannya untuk mengubah arah yang ditempuh agama. Islam telah membangun pemerintahan berdasarkan asas imamah, dan inilah yang telah ditegaskan dalam Hari Ghadir,” terangnya.

Dia menambahkan, “Pemikir atau penganut akidah apapun di dunia Islam apabila menjadikan al-Quran dan norma sebagai tolok ukur maka tidak akan berkesimpulan apapun kecuali bahwa masyarakat hendaknya diperintah sebagaimana Imam Ali bin Abi Thalib memerintah mereka… Semua nilai ada dalam diri Ali as. Sebagai penganut mazhab Syiah ataupun Ahlussunnah, Anda sama-sama menghormatinya, dan begitu pula apabila Anda non-Muslim, Anda juga akan menghormatinya dan merunduk kepadanya setelah mengkaji sejarah hidupnya.”

Dia menegaskan bahwa Islam menanamkan prinsip imamah dan menolak sistem pemerintahan monarki, kekuasaan pribadi, dan kekuasaan yang mengandalkan otot dan harta, bermotif ketamakan dan syahwat serta bercorak aristokrasi.

“Hanya saja, konsisten pada keyakinan ini dan penjelasannya tidak boleh disertai kecenderungan mengusik perasaan saudara  dari kalangan Ahlussunnah, karena tindakan demikian menyalahi sirah para imam maksum,” lanjutnya.

Dia meminta kaum Syiah konsisten mengharumkan nama Ahlul Bait dengan cara mengikuti dan berpegang teguh pada figur-figur suci keluarga Rasulullah saw tersebut.

“Kita memang tidak sanggup menjadi orang-orang zuhud yang setara dengan Imam Ali as, tapi dengan bergerak di jalur yang cemerlang itu kita dapat menjauhi gaya hidup berlebihan dan serakah,” katanya, sembari mengingatkan bahwa gaya hidup berlebihan berbahaya bagi perekonomian publik.

Menurutnya, target utama kubu musuh dewasa ini ialah terjadinya kekacauan pada ekonomi negara sehingga bangsa Iran harus merealisasikan ketahanan ekonomi, dan dia optimis bahwa gerakan yang terjadi di negara ini secara umum positif dan baik berkat kegigihan banyak pemuda untuk terus menegakkan agama.

Ayatullah Khameneni memastikan bahwa dengan bantuan Allah, anak-anak muda yang jumlahnya sangat besar itu akan dapat menundukkan siapapun musuh Iran, tak terkecuali Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel. (mm)

DISKUSI: