Teheran, LiputanIslam.com – Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyampaikan saran kepada Arab Saudi terkait dengan penghinaan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Saudi.
Melalui akun Twitter-nya, Kamis (4/10/2018), Zarif mencuit bahwa Trump menyebut Saudi tak dapat bertahan barang dua minggu tanpa pembelaan dari tentara AS adalah karena Saudi beranggapan bahwa keamanan dirinya dapat dipasrahkan kepada pihak lain.
“Kami menyodorkan lagi jabat tangan persahabat kepada para jiran kami; mari membangun kawasan yang kuat dan menghentikan kecongkakan (AS) ini,” cuitnya.
Sebelumnya, ketika mengadakan reli di Southaven, Mississippi, Trump bersumbar bahwa Raja Salman dari Arab Saudi tidak akan dapat bertahan pada kekuasaan “barang dua minggu” tanpa AS dan bahwa kerajaan ini perlu keluar uang lebih untuk biaya perlindungan dari AS.
“Kami melindungi Arab Saudi … Dan saya mencintai raja, Raja Salman. Tapi saya berkata, ‘Raja, kami melindungi Anda. Anda mungkin tidak berada di sana selama dua minggu tanpa kami; Anda harus membayar untuk militer Anda, “kata Trump kepada para pendukungnya, seperti dilansir Reuters.
Presiden AS tidak menyebutkan kapan tepatnya dia mengatakan hal ini kepada raja Saudi.
“Saya katakan, Raja, Anda punya triliunan dolar. Tanpa kami, siapa yang tahu apa yang akan terjadi?’ Bersama kami mereka benar-benar aman. Tapi kita tidak mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan, “tambahnya, seperti dikutip PressTV. (mm/alalam/presstv)
Latest Posts
Liputan Video
English
Popular Tags
Dunia Islam – Berita Islam –Berita Dunia Islam – Konflik Timur Tengah – Timur Tengah Terkini – Berita Islam Terkini – Berita Internasional – Berita Timur Tengah – Berita Iran – Berita Iran Terkini – Iran Terkini – Iran vs AS – Amerika vs Iran – AS vs Iran – Berita Palestina – Berita Palestina Terbaru – Palestina Hari Ini – Palestina Terkini – Palestina Israel – Berita Turki – Turki Terkini – Berita Yaman – Perang Yaman – Perang Suriah– Berita Suriah – Berita Afghanistan – Berita Arab Saudi – Arab Saudi Terkini