Antisipasi Penutupan Selat Hormuz, Iran Akan Pindahkan Pelabuhan Utamanya Ke Laut Oman

0
679

Teheran, LiputanIslam.com –  Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan akan memindah pelabuhan-pelabuhan utamanya untuk ekspor minyak dari Teluk Persia ke Laut Oman agar nanti kapal-kapal tanker yang mengekspor minyak dari Iran dapat menghindari Selat Hormuz apabila jalur strategis ini ditutup akibat konflik Iran dengan Amerika Serikat (AS).

Dalam pidato televisi pada seremoni peresmian tiga fasilitas petrokimia baru di Aslawiyeh, wilayah pusat industri energi di Iran selatan, Selasa (4/9/2018), Rouhani menjelaskan bahwa terminal ekspor akan dipindah dari Pelabuhan Pulau Kharaj di Teluk Persia ke Pelabuhan Jask di Laut Oman, dan pemindahan ini akan selesai dilakukan pada masa akhir jabatannya di tahun 2021.

“Ini sangatlah penting bagi saya. Ini merupakan masalah yang sangat strategis. Ditetapkan pemindahan sebagian besar komoditas ekspor minyak kita dari Kharaj ke Jask,” katanya.

Untuk mencapai Pulau Kharaj kapal-kapal tanker harus melintasi Selat Hormuz sehingga memperlambat proses penyerahan minyak, dan selat ini juga digunakan sebagai jalur ekspor minyak oleh negara-negara Arab Teluk, termasuk Arab Saudi.

Belakangan ini Iran beberapa kali mengancam akan menutup Selat Hormuz jika AS jadi menghalangi ekspor minyak Iran dengan menggunakan kekuatan militer.

Ancaman terbaru di antaranya ialah ketika Rouhani menyatakan Iran selalu menjamin keamanan Selat Hormuz, tapi sembari mengingatkan kepada AS untuk “tidak bermain dengan ekor singa.”

Dengan memindah terminal ekspornya dari Teluk Persia ke Laut Oman Iran akan tetap dapat melanjutkan ekspor minyaknya meskipun Selat Hormuz ditutup.

Pada Mei lalu AS secara sepihak keluar dari perjanjian nuklir Iran yang diteken pada tahun 2015, dan pada November mendatang akan menerapkan lagi sanksinya di sektor perminyakan Iran.

Bloomberg yang berbasis di AS melaporkan bahwa Iran mengekspor minyak sebanyak 2,1 juta barel per hari pada Agustus lalu, dan para pengamat memperkirakan sanksi AS akan dapat menurunkan angka itu hingga kurang dari 1 juta barel. (mm/raialyoum)

DISKUSI: