Amerika Cantumkan Nama Haniyeh Dalam Daftar Hitam Teroris

0
361

Washington, Gaza, LiputanIslam.com –  Pemerintah Amerika Serikat (AS) mencantumkan nama Ketua Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dalam daftar hitam “teroris”.

Menlu AS Rex Tillerson dalam pernyataannya, Rabu (31/1/2018), menyebutkan bahwa Ketua Biro Politik Hamas yang menguasai Jalur Gaza “mengancam stabilitas Timteng” dan “merusak proses perdamaian” Palestina dengan Israel.

Menanggapi pernyataan ini Hamas menegaskan bahwa keputusan AS mencatumkan Haniyeh dalam daftar hitam tidak akan membuat kelompok pejuang Palestina ini “mundur” dari “opsi resistensi” terhadap Israel.

“Keputusan Amerika mencatumkan nama Haniyeh dalam daftar teroris merupakan upaya sia-sia untuk menekan kubu resistensi, dan tidak akan membuat kami mundur dari keputusan melanjutkan opsi resistensi demi mengusir rezim pendudukan Israel,” tegas Hamas.

Hamas sendiri pada tahun 1997 telah dimasukkan oleh AS ke dalam daftar “organisasi teroris asing”.

Tillerson mengatakan, “Haniyeh menjalin hubungan erat dengan sayap militer Hamas, dan menyokong aksi bersenjata, termasuk terhadap warga sipil.”

Dia menambahkan bahwa Haniyeh “diduga terlibat dalam serangan-serangan teror terhadap Israel”, sementara Hamas sendiri “bertanggungjawab atas 17 orang AS yang terbunuh dalam serangan-serangan teror.”

Keputusan AS tersebut merupakan kelanjutan dari ketegangan hubungan AS dengan Palestina sejak Presiden AS Donald Trump mengeluarkan keputusan mengakui Al-Quds (Yerussalem) sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017.

Haniyeh menyebut keputusan itu “pelanggaran terhadap semua garis merah”, dan pemerintah otonomi Palestina yang berbasis di Ramallah, Tepi Barat, tidak lagi menerima mediasi Washington dalam perundingan damai dengan Israel.

Kemlu AS Rabu kemarin juga telah mencantumkan tiga kelompok lain dalam daftar hitam. Tiga kelompok itu ialah; “Harakah Al-Sabirin” yang aktif di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang disebut AS mendapat dukungan dari Iran; “Lawa’ Al-Thaurah” yang muncul di Mesir pada tahun 2016, dan organisasi “Hasm”  yang juga muncul di Mesir pada tahun 2015. (mm/rayalyoum)

DISKUSI: