400 Ulama Sunni dan SYiah Dunia Hadiri Konferensi Persatuan Islam di Iran
Teheran, LiputanIslam.com – Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-29 dibuka di Teheran, ibu kota Iran, Minggu (27/12), dengan mengusung tema “Tantangan Dunia Islam” dan diselenggarakan bersamaan dengan momen peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.
Sebagaimana dilaporkan Alalam, konferensi ini dibuka dengan pidato Presiden Iran Hassan Rouhani, dan disusul dengan kata sambutan dari Sekretaris Jenderal Forum Internasional Pendekatan Antarmazhab Islam Ayatullah Syeikh Mohsen Araki.
Konferensi ini dihadiri oleh sekira 400 ulama dan cendikiawan Muslim Ahlussunnah dan Syiah dari 70 negara. Mereka terbagi dalam 14 komisi dan mendiskusikan berbagai bahaya dan tantangan yang menghadang dunia Islam, khususnya radikalisme dan terorisme , yang terjadi akibat ulah kaum imperialis dunia.
Presiden Iran dalam pidatonya menegaskan bahwa umat Islam dewasa ini harus menampilkan hakikat cemerlang yang memancar dari diri Rasulullah saw demi melawan kekerasan dan pertumpahan serta apa yang gencar didengungkan oleh kaum Zionis bahwa umat terlibat aksi saling bunuh satu sama lain.
“Mengapa dunia sekarang menyaksikan semua kekerasan dan pertumpahan darah ini? Kekerasan fisik didahului oleh kekerasan intelektual dan ideologis. Seluruh umat Islam telah bersepakat dalam berbagai persoalan yang sudah pasti (musallamat) dalam sunnah Nabi saw, namun ada faham-faham dan ideologi-ideologi tertentu yang mencari kesimpulan berbau kekerasan dalam membaca Islam dan sunnah Nabi saw,” papar Rouhani.
Dia menambahkan, “Keragaman interpretasi dapat diterima, tapi bukan berarti berkonflik dan mengafirkan orang lain.”
Rouhani mengaku prihatin karena, menurutnya, 84 persen kekerasan dan pembunuhan sekarang terjadi dunia Islam. Karena itu dia menegaskan keharusan adanya dialog dan penanggulangan kekerasan pemikiran, keharusan menampilkan wajah islam yang sejati di mata dunia, dan keharusan menyingkirkan opini negatif tentang Islam.
Mengenai krisis Suriah, presiden Iran memastikan bahwa upaya melemahkan pemerintah Suriah yang jelas-jelas berada di kubu perlawanan terhadap kaum Zionis tidak mungkin menghasilkan kemaslahatan bagi Islam.
“Apakah logis pendapatan dari minyak digunakan untuk belanja senjata demi membekali kelompok-kelompok teroris?” soalnya.
Mengenai proyek nuklir Iran, Rouhani mengatakan, “Setelah 12 tahun Iran menjadi sasaran tuduhan dan terjadi Iranfobia terkait program nuklirnya, kami telah membuktikan kepada dunia bahwa Iran tidak berdusta dan tidak bermaksud memiliki senjata nuklir.” (mm)