Saat Arab Saudi Semakin Gamang, Muncul Laporan Jual-Beli Senjata Antara Riyadh dan Tel Aviv
Riyadh,LiputanIslam.com—Arab Saudi dan Israel memang tidak memiliki hubungan diplomatik yang resmi. Tapi tahun lalu, kenyataan itu berubah total saat kepala militer Israel, Letnan Jenderal Gadi Eizenkot mengguncang dunia melalui wawancaranya dengan sebuah koran Arab Saudi yang menekankan pentingnya kerjasama antara Israel dan Arab Saudi untuk membendung pengaruh Iran di Timur Tengah.
Setelah itu, sebuah media berbahasa Arab mengutip pernyataan salah seorang pejabat dengan merahasiakan namanya, menyatakan adanya perjanjian jual-beli sistem pertahanan Israel “Iron Dome” kepada Arab Saudi. Tetapi, pada Kamis lalu ( 13/9) pemerintah Israel telah menepis tuduhan tersebut.
Arab Saudi kini tengah terjebak dalam kubangan perang atas Yaman yang ia kampanyekan mulai Maret 2015 silam. Perang yang ditujukan untuk menginstal kembali “kekuasaan boneka” Abd Rabbuh Mansur Hadi di Yaman itu tak kunjung berhenti. Telah tiga tahun berselang, Arab Saudi tidak mampu mewujudkan tujuannya. Keadaan justru terbalik, militer Yaman bersama dengan kelompok Houthi justru banyak merepotkan Arab Saudi dengan serangan-serangan balasan yang menargetkan pos-pos militer Arab Saudi di Jizan, daerah perbatasan Arab Saudi-Yaman.
Kantor berita al-Khaleej yang berbasis di UEA menyebutkan bahwa jika perjanjian ini memang benar adanya, maka tentu inilah perjanjian jual-beli senjata pertama antar kedua negara itu. Selain itu, al-Khaleej mengklaim bahwa perjanjian ini merupakan hasil dari pendekatan yang dalam beberapa bulan terakhir memang terjalin antara Riyadh dan Tel Aviv.
Sistem pertahanan Iron Dome Israel yang digunakan Israel di Jalur Gaza telah dikembangkan dan dipercanggih oleh Industri Penerbangan Israel dan kontraktor sistem pertahanan tingkat tinggi milik negara, Rafael, serta mendapatkan dana besar-besaran dari Amerika Serikat.

Menhan Israel, Yaloon, saat berjabat tangan dengan mantan kepala intelijen Arab Saudi, Turki al-Faisal
Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman pun sempat menyatakan bahwa orang-orang Israel berhak atas tanah leluhur mereka. Pernyataan disinyalir sebagai dukungan terhadap kependudukan Israel terhadap Palestina.
Pesan Mohammad bin Salman serta isu kesepakatan jual-beli senjata dibalik layar itu telah menyebabkan PM Israel, Netanyahu, mengatakan: “Kini, banyak negara-negara Arab yang melihat Israel bukan sebagai musuh, melainkan sebagai sekutu yang sangat dibutuhkan,” ungkapnya. (fd/Mintpress)