Rusia: Tentara Turki sedang Bersama Kelompok Teroris Saat Diserang Suriah

0
798

Militan yang didukung Turki di Provinsi Idlib pada 27 Februari 2020. © AFP / Bakr Alkasem

Moskow, LiputanIslam.com–Kementerian Pertahanan Rusia menyebut tentara Turki sedang bergabung ke dalam “unit tempur” bersama militan jihadis di provinsi Idlib ketika mereka diserang oleh pasukan pemerintah Suriah pada Kamis (27/2) kemarin.

Faktanya, menurut Rusia, saat itu pasukan Suriah tengah berupaya menangkis serangan besar-besaran oleh kelompok teroris Hayat Tahrir al-Sham (HTS), sebuah cabang Al-Qaeda, di dalam zona de-eskalasi Idlib.

Para tentara Turki di dalam unit-unit tempur HTS pun ikut terkena serangan Suriah di dekat kota Behun itu.

Badan Russian Reconciliation Center for Syria dilaporkan melakukan kontak terus-menerus dengan Ankara untuk memastikan informais keberadaan pasukan Turki. Namun, menurut data yang diberikan Turki, tidak ada tentara mereka di dekat kota Behun.

Setelah Suriah meluncurkan serangan, sejumlah pejabat Turki malah menyalahkan Damaskus. Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay, bahkan memperingatkan bahwa “rezim Suriah akan membayar mahal atas serangan berbahaya ini.”

Ini bukan pertama kalinya Rusia menyalahkan Turki karena salah memberikan informasi tentang pergerakan pasukan mereka di dalam “zona de-eskalasi” Idlib. Pada awal bulan ini, enam tentara Turki terbunuh setelah terkena serangan di Saraqib karena mereka masuk ke kawasan itu “tanpa memberitahu pihak Rusia”.

Provinsi Idlib di barat laut Suriah adalah benteng terakhir yang tersisa milik para militan anti-pemerintah Suriah yang terdiri dari kelompok jihadis dan pasukan yang didukung Turki. Zona de-eskalasi didirikan di Idlib oleh Turki dan Rusia pada tahun 2018. Sejak saat itu, Ankara menuduh Angkatan Darat Suriah melanggar gencatan senjata dan menyerang warga sipil. Rusia balik menuding Turki karena telah melanggar janji untuk membersihkan Idlib dari para jihadis. (ra/rt)

DISKUSI: