Rusia Sindir AS dan Inggris yang Berkelit dari Tanggung Jawab Invasi Irak
NewYork,LiputanIslam.com– Wakil Rusia di PBB Vassily Nebenzia mengatakan, beberapa negara di dunia melakukan banyak kejahatan saat invasi ke Irak, nmaun hingga kini belum dimintai tanggung jawab dan diadili. Menurutnya, harapan bahwa pada akhirnya para pelaku itu akan diseret ke pengadilan adalah sesuatu yang tidak realistis.
“Ada banyak hal yang belum dibahas di dunia ini Tentu saja penipuan tentang Irak (invasi AS dan sekutunya ke Irak tahun 2003) tidak akan pernah dibahas dengan benar. Tak satu pun yang mengaku bertanggung jawab atas kejahatan-kejahatan yang terjadi di Irak,” kata Nebenzia kepada para wartawan di New York.
“Hari ini, saya tidak akan menjelaskan kenapa (hal ini bisa terjadi). (Jika) kalian pikir bahwa sesuatu seperti pengadilan perang di Irak akan dilangsungkan, itu akan sedikit tidak realistis. Saat ini orang-orang terlanjur disibukkan dengan hal-hal lain,” imbuhnya, dilaporkan kantor berita TASS.
“Namun ini masih menyisakan banyak pertanyaan. Ada berbagai kejahatan yang dilakukan, namun dikesankan tidak memiliki wujud luar, seolah-olah itu tidak pernah terjadi sama sekali,” tegas Nebenzia.
“Ini adalah kemunafikan kebijakan-kebijakan beberapa mitra kita, termasuk di sini, di Dewan Keamanan PBB,”kata Nebenzia seolah menyindir AS dan Inggris.
Sebelum dimulainya invasi ke Irak, Menlu AS saat itu, Colin Powell membawa sebuah pipa laboratorium berisi bubuk putih ke rapat Dewan Keamanan PBB pada 5 Februari 2003. Powell mengklaim bahwa itu adalah contoh dari senjata-senjata kimia yang dibuat di Irak, sehingga harus ada operasi militer yang dilancarkan terhadap Baghdad.
Dalam pekan-pekan sebelum dimulainya invasi, George W. Bush Jr. dan PM Inggris, Tony Blair berkali-kali mengulang tudingan bahwa Irak berusaha membuat senjata nuklir dan pemusnah massal. Namun belakangan terbukti bahwa tudingan-tudingan itu tak lebih dari propaganda dusta.
Beberapa bulan setelah invasi, IAEA mengumumkan bahwa para inspekturnya tidak menemukan bukti-bukti dihidupkannya program senjata nuklir di Irak. (af/fars)