Proyek Bin Salman Gagal di Suriah dan Yaman, Media Inggris Sebut Saudi Ingin Rekonsiliasi

0
151

Riyadh,LiputanIslam.com-Majalah Inggris, Economist menyatakan, Saudi telah mengganti strategi permusuhan terhadap negara-negara Kawasan dan penggulingan pemerintahan Suriah dan Yaman dengan strategi rekonsiliasi.

“Umumnya para diplomat jarang mengakui kegagalan. Namun ini adalah tindakan yang dilakukan Menlu Saudi pada 18 Februari di Konferensi Keamanan Munich,”tulis Economist.

Menurut Economist, awalnya Kerajaan Saudi berusaha mengucilkan Bashar Assad dan menyebutnya sebagai “diktator Suriah dengan tangan berlumur darah.” Namun belakangan, saat Menlu Saudi Faisal bin Farhan di Munich ditanya soal rumor perubahan sikap Riyadh terhadap Damaskus,ia menjawab bahwa upaya pengucilan Assad telah mendekati akhir.

“Ada kesepakatan bahwa situasi ini sudah tidak bisa dijalankan lagi,”katanya.

Saudi, tulis Economist, selama satu dekade terakhir menggelontorkan puluhan milyar dolar untuk menggulingkan dua musuhnya, yaitu Assad dan kelompok Houthi, yang merupakan gerakan Syiah dan mengontrol sejumlah besar kawasan Yaman.

Menurut Economist, kemungkinan Riyadh akan mengumumkan bahwa pihaknya gagal dalam 2 upaya ini. Namun itu tidak berarti bahwa Saudi menyukai para penentangnya, sebab seperti kebanyakan kerajaan lain di Timteng, Riyadh memandang pihak-pihak lain di Dunia Arab sebagai pengganggu dan biang kerepotan.

Oleh karena itu, lanjut Economist, Saudi sejak awal mendukung pemberontakan terhadap Assad dan mengirim senjata serta uang sejak tahun 2012 kepada oposisi. Namun pemberontakan ini berakhir dengan kegagalan: persenjataan ringan negara-negara Teluk Persia dan Barat tidak mampu menyamai investasi strategis Iran dan,  belakangan, Rusia, yang memiliki fasilitas berkali-kali lipat lebih banyak.

“Namun bahkan setelah kemenangan Assad dalam perang, Saudi, dan Qatar, enggan menjalin hubungan kembali dengan Damaskus atau mengizinkan Suriah kembali ke Liga Arab; yang telah dibekukan sejak tahun 2011. Meski begitu, sekarang negara-negara ini tidak lagi bersikeras atas hal ini. Bin Farhan dalam Konferensi Munich mengatakan, para diplomat Teluk Persia secara personal meyakini bahwa tidak ada lagi jalur yang jelas untuk menyingkirkan Assad,”tulis Economist. (af/fars)

DISKUSI: