PM Diab: Kita Harus Kerja Siang-Malam untuk Atasi Krisis

0
429

Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab. Sumber: al-Alam

Beirut, LiputanIslam.com—Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengatakan pada jajaran kabinetnya untuk bekerja keras mewujudkan stabilitas politik di Lebanon.

Di awal sesi pertemuan kabinet baru di Istana Ba’abda pada Rabu (22/1) ia mengatakan,” Ada banyak tantangan yang menanti kita dan saya ingin pertemuan ini bisa menjadi langkah awal (untuk menyelesaikan krisis).”

” Harapan rakyat Lebanon telah terkikis dan mereka memiliki hak untuk berteriak serta menuntut agar krisis yang terjadi tidak semakin parah,” tambahnya.

Ia menekankan pentingnya menjaga stabilitas politik di Lebanon dan berjanji untuk melindungi para tentara serta para petugas keamanan dengan cara memberikan payung politik yang jelas di Lebanon.

Baca: Kabinet Lebanon, Hassan Diab, Resmi Dibentuk

Selama dua bulan terakhir Lebanon telah dilanda krisis ekonomi dan politik yang berdampak pada mundurnya Perdana Menteri (PM) Sa’ad Hariri dan dipilihnya PM baru Lebanon, Hassan Diab.

Pembentukan kabinet baru pemerintahan PM Hassan Diab telah diresmikan pada Selasa (21/1) malam kemarin. Kabinet baru Lebanon ini terdiri dari 20 menteri.

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengatakan, kabinet baru ini terdiri dari jajaran teknokrat, sesuai dengan tuntutan para pedemo. “Ini adalah sebuah pemerintahan yang sesuai dengan aspirasi demonstran,” ucap Diab, dilansir dari AFP.

Ia menegaskan bahwa pemerintahannya akan berjuang memenuhi tuntutan pengunjuk rasa mengenai sistem peradilan independen, pengembalian uang negara yang telah digelapkan dan juga perang melawan korupsi.

Dari 20 menteri baru di Lebanon, terdapat enam wanita. Salah satu dari mereka, Zeina Akar, menjadi menteri pertahanan wanita pertama di Lebanon. Kabinet baru Lebanon dijadwalkan menggelar pertemuan perdana pada Rabu ini.

Jabatan Menteri Luar Negeri Lebanon, yang sebelumnya dipegang anak menantu presiden, diserahkan kepada diplomat ternama Nassif Hitti.

Kabinet baru Lebanon diisi banyak tokoh baru, mayoritas dari mereka adalah akademisi dan mantan penasihat. (Fd/Al-Alam/AFP)

DISKUSI: