Peskov: Lumrah Jika Rusia Tuntut Ganti Rugi atas Peledakan Nord Stream
Moskow,LiputanIslam.com– Jubir Istana Kremlin, Dmytri Peskov pada Senin (27/3) mengumumkan, Moskow memutuskan untuk menuntut ganti rugi dari negara-negara Barat atas peledakan jalur pipa gas Nord Stream.
“Informasi yang diterima menunjukkan bahwa serangan ke jalur Nord Stream tidak mungkin dilakukan tanpa partisipasi negara-negara (Barat) dan dinas-dinas rahasia mereka,” kata Peskov.
Menurut laporan Sputnik, Peskov berkata bahwa Barat melakukan segala cara untuk menyelewengkan perhatian dari sabotase Nord Stream. Tujuannya supaya isu ini tidak masuk dalam agenda kerja negara-negara dunia.
“Namun Rusia tidak akan membiarkannya. Rusia akan mengerahkan segala upaya untuk menghalanginya,” tandas Peskov.
“Rusia menganggap wajar jika mengajukan tuntutan ganti rugi terkait sabotase Nord Stream setelah para dalangnya diketahui.”
Sebelum ini, Jubir Kemenlu Rusia, Maria Zakharova menyatakan bahwa klaim media-media Barat terkait peledakan jalur Nord Stream pada September silam “dikarang oleh orang-orang yang ingin mencegah investigasi legal atas kasus tersebut dan mengalihkan perhatian audiens dari fakta-fakta”.
Harian New York Times bersandar kepada data-data intelijen baru dari AS yang mengklaim bahwa peledakan jalur gas Nord Stream dilakukan “kelompok pro-Ukraina”.
Laporan ini disinyalir sebagai upaya terbaru Barat untuk mengalihkan perhatian dari temuan-temuan yang dibeberkan jurnalis investigasi AS, Seymour Hersh, beberapa waktu lalu. Hersh mengungkap keterlibatan Washington dalam peledakan tersebut.
Dalam tulisan yang dipublikasikannya di medsos, Zakharova menyatakan, ”Saya berpikir siapa orang yang membocorkan informasi ini dan mengizinkan panggung media dipenuhi dengannya? Jawabannya: mereka adalah orang-orang yang tidak ingin ada investigasi legal dalam masalah ini dan berusaha menyimpangkan perhatian audiens dari fakta dengan segala cara.”
Ia menegaskan, pihak-pihak Barat yang terlibat dalam kejadian ini harus menanggapi tuntutan-tuntutan resmi Rusia, serta mempelajari konten investigasi Hersh tanpa menggantikannya dengan kejadian-kejadian palsu. (af/fars)