Media AS Beberkan Bukti Lain Keterlibatan MbS dalam Kasus Khashoggi
Washington,LiputanIslam.com–Washington Post pada hari Kamis (10/10) mengungkap bukti lain terkait peran rezim Saudi dalam hilangnya Jamal Khashoggi.
Sebelum ini, harian terbitan AS ini melaporkan, biro intelijen AS telah menyadap percakapan telepon pejabat Saudi untuk menangkap Khashoggi. Kini Washington Post menurunkan laporan terkait isi percakapan tersebut.
Hasil dari penyadapan itu menunjukkan, Muhammad bin Salman memberi instruksi untuk memberi umpan kepada Khashoggi, guna menariknya dari Viriginia, AS, ke Saudi dan menangkapnya.
Menurut Washington Post, ini adalah bukti lain peran para petinggi Saudi dalam kasus hilangnya pengkritik rezim Saud setelah ia memasuki konsulat negara itu di Istanbul. Para pejabat Turki mengatakan, sebuah tim yang terdiri dari 15 personel Saudi sudah menanti untuk membunuh Khashoggi.
Khashoggi mendatangi konsulat Saudi di Istanbul untuk mengurus dokumen-dokumen pernikahannya pada 2 Oktober lalu. Bukti-bukti yang ada menunjukkan, dia tak pernah keluar dari gedung konsulat itu.
Sejumlah kawan Khashoggi mengatakan kepada Washington Post, sekitar empat bulan lalu dia dihubungi pejabat senior Saudi yang dekat dengan MbS. Khashoggi ditawari untuk kembali ke Saudi dan dijanjikan mendapat jabatan tinggi di pemerintahan MbS.
Khashoggi disebut mencurigai tawaran itu. Kepada teman-temannya, dia berkata bahwa pemerintah Saudi tak akan menepati janji untuk tidak mengusiknya.
Khalid Shafuri, aktivis politik Arab-AS, mengatakan, usai Khashoggi dikontak oleh Saud al-Qahtani (penasihat pengadilan kerajaan), dia berkata,”Kau bercanda? Aku sama sekali tak memercayai mereka sedikit pun.”
Info-info ini membuat sejumlah analis di berbagai negara berspekulasi, bahwa Saudi awalnya hanya berusaha menangkap Khashoggi. Namun lantaran sejumlah kekeliruan, hal itu berujung pada tewasnya jurnalis tersebut.
Menurut seorang mantan pejabat intelijen AS yang enggan namanya disebut, operasi tim Saudi dengan dua pesawat privat yang keluar dari Turki di waktu yang berbeda, mirip dengan operasi untuk menangkap seseorang di sebuah negara dan memindahkannya ke negara lain untuk diinterogasi.
Turki menyimpulkan, apa pun motif dari operasi tersebut, hal itu telah berujung pada terbunuhnya Khashoggi di dalam konsulat. Hingga kini jasadnya belum ditemukan. Namun Turki telah memublikasikan film yang merekam masuknya Khashoggi ke gedung konsulat. Menurut pejabat Turki, tak ada kamera yang merekam keluarnya Khashoggi dari gedung.
Washington Post juga mengajukan pertanyaan ini: setelah tahu niat rezim Saudi untuk mencelakakan Khashoggi, kenapa biro intelijen AS tidak memberitahukan itu kepadanya?
Menurut Washington Post, badan intelijen berkewajiban memberi peringatan jika mereka mengetahui rencana penculikan, pencederaan, atau pembunuhan terhadap seseorang, baik dia warga AS atau bukan. Sedangkan Khashoggi sendiri menetap di AS. (af/alalam/fars)