Israel Batalkan Ekspor Drone, Pangeran UEA Merasa Dihina
AbuDhabi,LiputanIslam.com-Pembatalan kesepakatan ekspor drone dari Tel Aviv ke UEA oleh kementerian perang Israel, telah memancing amarah Muhammed bin Zayed. Penggagas hubungan UEA-Israel ini merasa telah dihinakan.
Berdasarkan laporan Barak Ravid (jurnalis berita luar negeri Channel 13 Israel), hubungan rahasia Israel-UEA telah dimulai sejak bertahun-tahun lalu. Hubungan ini kian erat di tengah proses perundingan pemerintahan Barrack Obama dengan Iran (terkait JCPOA).
Kawasan George Town di barat laut AS menjadi tuan rumah sebuah pertemuan ‘tak lazim’ pada 2009 lalu. Pertemuan itu dihadiri Dennis Ross (diplomat tingkat tinggi pemerintahan Obama), Sallai Meridor (dubes Israel untuk AS), dan Yousef al-Otaiba (dubes UEA untuk AS).
Lima bulan setelah itu, dua pejabat tinggi AS pergi ke UEA dan menemui Mohammed bin Zayed (putra mahkota UEA). Bin Zayed adalah orang yang berperan penting dalam mendekatkan Abu Dhabi dengan Tel Aviv.
Berdasarkan info yang disampaikan dubes AS di UEA kepada Washington, Bin Zayed mendukung prediksi PM Israel terkait masalah Iran. Dia meramalkan, ada kemungkinan akan terjadi konflik militer antara Tel Aviv dan Teheran dalam waktu dekat, dan UEA pada tahap pertama akan terseret dalam konflik itu.
Sejak saat itu, hubungan Israel-UEA terkait dengan masalah Iran kian mesra, hingga dalam waktu yang singkat, bulan madu hubungan Tel Aviv-Abu Dhabi pun tiba.
Pada tahun tersebut, Meir Dagan (direktur Mossad saat itu) meminta Netanyahu mendukung transaksi rahasia antara perusahaan swasta Israel dengan Abu Dhabi untuk mengekspor drone ke UEA. Sebab, dengan transaksi itu, Tel Aviv akan mendapatkan dukungan Abu Dhabi terkait masalah Teheran.
Laporan dari Ravid menyebutkan, Netanyahu telah memberi lampu hijau untuk kesepakatan itu. Bahkan UEA telah membayarkan uang muka senilai puluhan juta dolar kepada perusahaan Israel tersebut.
Hanya saja, tulis Ravid, kesepakatan itu dihalang-halangi oleh kementerian perang Rezim Zionis. Ravid tidak menyebutkan secara rinci alasan dan kapan kesepakatan itu dibatalkan.
Menurut pernyataan Dan Shapiro (mantan dubes Israel di AS), pembatalan ini memicu amarah putra mahkota UEA. Bin Zayed menyebutnya sebagai penghinaan pribadi kepada dirinya.
“Pembatalan transaksi ini dan teror atas Mahmud al-Mabhuh (komandan Hamas) telah menciptakan kemelut dalam hubungan rahasia Israel-UEA. Hal ini bisa menyulitkan upaya regional Tel Aviv untuk menghadapi Teheran,”tulis Ravid. (af/alalam)