Washington,LiputanIslam.com-Wakil AS di PBB mendukung keputusan pemerintahan Donald Trump untuk keluar dari dewan HAM PBB. Dia bahkan menyebut dewan ini sebagai badan PBB yang paling gagal.
Dalam pidatonya di Institut Heritage, Nikki Haley juga menyebut dewan HAM PBB sebagai “tempat politik,” bukan untuk “nurani kemanusiaan.”
Menurutnya, pemerintah AS mengakui bahwa hak untuk bicara bebas demi masa depan, untuk kesetaraan di hadapan undang-undang, dan untuk pelaksanaan ibadat secara bebas merupakan hal yang sangat penting.
“Jangan sampai sebuah lembaga, terutama lembaga yang menyebut dirinya dewan HAM, merendahkan dan meremehkan hak-hak tersebut,”ujar Haley.
Dia menambahkan, Washington menentang struktur dewan HAM PBB, karena terdiri dari “para pelanggar HAM terburuk,” seperti China, Venezuela, Mesir, dan Saudi.
Haley menuduh Dewan HAM PBB kerap merahasiakan masalah-masalah rezim pelanggar HAM, alih-alih mengutuk rezim-rezim tersebut.
Dia secara khusus menyinggung salah satu keputusan sidang Dewan HAM terkait tindakan represif Zionis terhadap warga Palestina. Haley mengklaim, keputusan itu tidak menyasar tindakan Israel, tapi menargetkan eksistensinya.
Dubes AS ini menyebut Dewan HAM sebagai lembaga yang menggelikan, karena memperlakukan Israel lebih buruk ketimbang Iran, Suriah, dan Korut.
Dewan HAM menggantikan Komisi HAM di PBB pada tahun 2006. AS baru menjadi anggota dewan pada 2009. Namun pemerintahan Trump pada Juni lalu menyatakan akan keluar dari dewan ini. (af/alalam)
Latest Posts
Liputan Video
English
Popular Tags
Dunia Islam – Berita Islam –Berita Dunia Islam – Konflik Timur Tengah – Timur Tengah Terkini – Berita Islam Terkini – Berita Internasional – Berita Timur Tengah – Berita Iran – Berita Iran Terkini – Iran Terkini – Iran vs AS – Amerika vs Iran – AS vs Iran – Berita Palestina – Berita Palestina Terbaru – Palestina Hari Ini – Palestina Terkini – Palestina Israel – Berita Turki – Turki Terkini – Berita Yaman – Perang Yaman – Perang Suriah– Berita Suriah – Berita Afghanistan – Berita Arab Saudi – Arab Saudi Terkini