Fasilitasi Perang Yaman Adalah Bukti Inkonsistensi AS Terhadap HAM

0
520

inkonsistensi AS terhadap HAM

LiputanIslam.com—Sejak berdiri, Amerika Serika selalu berusaha mencitrakan dirinya sebagai penegak HAM baik dalam skala nasional atau pun global. Tetapi, sejak tiga tahun terakhir, anak-anak di Yaman telah merasakan agresi militer terburuk yang justru didukung serta difasilitasi oleh AS.

Panel pertama yang ditenggarai oleh Organisasi INSAN mengungkap berbagai pelanggaran HAM serta kejahatan perang yang dilakukan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi yang didukung oleh AS terhadap anak-anak di Yaman. Para panelis yang hadir dalam panel tersebut adalah Dr. Aiman Al-Mansur, Direktur INSAN; Eike Fimann, Deputi Inisiatif La Ruche, Jerman; Abdulsalam Aldhahebi, seorang aktivis HAM yang bekerjasama dengan INSAN; dan Randi Nord, seorang ahli Geopolitik. Panel yang dimoderatori oleh Hassan Fartousi,Ph.D ini pun membongkar segala pelanggaran yang dilakukan sang agresor atas Yaman.

Saat deklarasi kemerdekaan dilangsungkan, AS menyebutkan bahwa semua manusia dimana pun mereka, berhak untuk hidup, mendapatkan kebebasan, serta memperoleh kebahagiaan. Namun, keterlibatan AS terhadap perang Yaman telah menghapus hak-hak jutaan anak di Yaman. Mayoritas anak-anak tersebut tidak pernah melewatkan satu hari pun tanpa rasa takut atas serangan-serangan udara yang dilesatkan pasukan koalisi. Mereka hidup dengan masa depan yang tak jelas, serta dibayang-bayangi kematian karena penyakit dan wabah.

Berdasarkan data dari Legal Center for Rights and Developments, perang yang berlansung selama kurang tiga tahun itu telah menelan korban jiwa sebanyak 14 ribu jiwa. Dua ribu di antaranya adalah perempuan dan tiga ribu adalah anak-anak. Jumlah ini belum termasuk ribuan korban yang mengalami luka-luka. Anak-anak yang masih tersisa, hidup dalam bayang-bayang ketakutan secara mental dan dalam keadaan yatim-piatu.

Amerika serikat adalah kunci utama yang menyuplai berbagai senjata militer kepada para Agresor di Yaman, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Pada Mei, 2017 silam, Presiden AS, Donald Trump, bersama dengan Raja Arab Saudi telah menandatangani perjanjian jual-beli senjata senilai 110 milyar dolar AS. Senjata-senjata tersebut meliputi, rudal, sistem pertahanan, tank, dan lain sebagainya.

Center for International Policy melaporkan bahwa berbagai perusahaan AS seperti Raytheon, Lockheed Martin, Boeing, dan General Dynamics telah terlibat 80 % dari total perjanjian yang dibuat oleh kedua negara pada 2017.

Tidak hanya itu, Amerika Serikat juga menyediakan pengisian bahan bakar  jet tempur yang digunakan untuk menjatuhkan amunisi di Yaman.

Berbagai bukti yang ada semakin memperjelas keterlibatan AS terhadap kejahatan di Yaman. Keterlibatan yang terus menerus akan dilakukan tanpa harus peduli terhadap peraturan dan undang-undang yang berlaku.(fd/MPN)

DISKUSI: