FAO: Perang Sebabkan Lahan Pertanian di Suriah Rusak Berat
Suriah,LiputanIslam.com—Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengatakan bahwa konflik selama enam tahun yang terjadi di Suriah telah menyebabkan kerusakan lahan pertanian senilai 16 miliar dolar.
Menurut sebuah laporan dalam situs resminya, FAO menyampaikan bahwa pertempuran telah menyebabkan banyak kerusakan. Di antaranya adalah lahan pertanian dan peternakan, hancurnya rumah kaca, klinik hewan, sistem irigasi, traktor, dan aset-aset lainnya.
Selanjutnya, laporan itu menjelaskan kondisi produksi pangan yang kian menurun. Karena banyak para petani terpaksa meninggalkan tanah mereka.
FAO menambahkan bahwa mereka (para petani) sangat membutuhkan bahan-bahan dasar seperti: pupuk, bibit, dan obat-obatan untuk ternak. Tapi semua itu sulit didapatkan karena dana yang langka.
Penilaian ini muncul berdasarkan survei terhadap lebih dari 3.500 rumah tangga di seluruh Suriah, wawancara dengan lebih dari 380 kelompok masyarakat, serta analisis data pertanian primer dan sekunder.
“Membangun investasi untuk memulihkan sektor pertanian dapat mengurangi kebutuhan untuk bantuan kemanusiaan,” ucap Direktur Jenderal FAO Jose Graziano da Silva.
“Hal ini juga dapat memberikan dampak yang cukup signifikan untuk membendung arus migran.” Tambahnya.
Membangun kembali sektor pertanian akan menghabiskan biaya sekitar 10,7 sampai 12,1 miliar dolar selama tiga tahun pertama. Tergantung pada perkembangan konflik yang terjadi, kata laporan tersebut.
Sebuah penelitian, berdasarkan survei pada September lalu atas lebih dari 3.500 keluarga, menemukan bahwa sembilan dari sepuluh keluarga di Suriah menghabiskan lebih dari setengah pendapatan mereka untuk membeli makanan, yang harganya naik 25 persen dibanding dengan sebelum terjadinya perang.
Lebih dari 7 juta orang di Suriah diklasifikasi sebagai “darurat makanan”. Ini berarti 7 juta orang di Suriah tidak selalu yakin di mana dan apa yang akan mereka makan untuk esok hari.
FAO mengatakan, sejak tahun 2011, mereka telah mendukung mata pencaharian, pangan, nutrisi kesehatan lebih dari 2,4 juta warga Suriah yang ada di daerah pedesaan dan pinggiran kota Aleppo, Al-Hassakeh, Dara’a, Deir ez-Zor, Hama, Homs, Idlib, Desa Damaskus, Sweida, dan Quinetra.
Selama hampir enam tahun, Suriah telah diperangi oleh kelompok militan yang disponsori asing. Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, memperkirakan pada bulan Agustus, lebih dari 400.000 orang telah tewas dalam krisis yang menimpa Suriah. PBB telah berhenti menghitung korban yang telah tewas di Suriah, karena ketidakmampuannya untuk memverifikasi angka yang didapatkan dari berbagai sumber. (fd/Tasnim)