Demi Tarik Simpati, Bin Salman Hamburkan Uang di Asia

0
171

Teheran,LiputanIslam.com-Talal Atrisi (peneliti masalah regional dan internasional) mengatakan, sejak Raja Salman naik takhta di Saudi, fokus utama negara ini adalah pemindahan kekuasaan kepada putranya, Muhammad bin Salman.

“Untuk mewujudkan tujuan ini, mereka memerlukan ide-ide baru yang menarik, seperti Visi 2030, memberikan sedikit kebebasan di dalam negeri, menata hubungan dengan AS, menggulirkan pandangan berbeda terkait perang Arab vs Israel, mengakui Rezim Zionis, dan menormalisasi hubungan dengan rezim tersebut,”kata Atrisi dalam wawancara dengan stasiun televisi al-Alam.

Namun, kata Atrisi, pembunuhan Jamal Khashoggi adalah kekeliruan terbesar yang menodai citra Bin Salman, bahkan AS dan Donald Trump (yang menganggap dirinya sebagai pendukung nomor satu putra mahkota Saudi).

Atrisi mengatakan, pasca teror atas Khashoggi, Trump, yang berupaya merehabilitasi nama Bin Salman, menghadapi banyak tekanan dari dalam AS, bahkan dari orang-orang dekatnya sendiri. Sebab itu, Trump terpaksa membuka sejumlah berkas-berkas lain, seperti agresi Saudi ke Yaman, padahal itu sudah berlangsung sejak 4 tahun lalu.

“Saat ini, Bin Salman berusaha keras memulihkan citranya yang sudah terlanjur buruk di pentas dunia. Oleh karena itu, dia mulai melakukan lawatan ke negara-negara Asia, sehingga dengan menjalin hubungan kerjasama baru, dia bisa menampilkan dirinya sebagai figur tangguh; figur yang bisa mengikat hubungan dengan negara-negara seperti Pakistan, India, dan China,”terang Atrisi.

Peneliti ini berpendapat, penandatanganan kesepakatan-kesepakatan senilai milyaran dolar antara Bin Salman dan Pakistan adalah upaya untuk menjauhkan Islamabad dari Teheran.

“Kebijakan Saudi untuk membentuk koalisi atau meraih dukungan dari negara-negara lain saat berkonfrontasi dengan pihak lain, terutama Iran, sangat bergantung pada faktor uang,”lanjutnya.

Menurut Atrisi, dalam praktiknya, ketika Saudi fokus dalam memusuhi Iran, Islamabad tidak bisa berdiri di sisi Riyadh. Oleh karena itu, kata Atrisi, Saudi tidak akan berhasil dalam hal ini, sebab hubungan Pakistan-Iran sangat kuat dan dilandasi berbagai latar belakang historis. (af/alalam)

DISKUSI: