Bin Sultan: Pemimpin Iran adalah Seorang Cendekiawan

0
542

Riyadh,LiputanIslam.com-Bandar bin Sultan (mantan dubes Saudi untuk AS, mantan kepala biro intelijen dan Dewan Tinggi Keamanan Nasional Saudi) dalam wawancara panjang dengan edisi pertama harian Independent berbahasa Arab menjelaskan berbagai isu regional di masa lalu dan kini dari sudut pandang negaranya.

Dalam bagian pertama wawancara, Bin Sultan menyinggung kunjungannya ke Iran dan pertemuannya dengan sejumlah pejabat Iran saat itu, seperti (mendiang) Hashemi Rafsanjani, Ali Larijani, Mahmoud Ahmadinejad, dan pemimpin spiritual Iran, Ayatullah Ali Khamenei.

“Setelah kunjungan-kunjungan saya sebelumnya ke Iran, pada kesempatan berikutnya (2007) saya meminta untuk bertemu (Ayatullah) Khamenei, karena sebelum itu, urusan-urusan yang sudah dibicarakan tak kunjung terwujud,”kata Bin Sultan.

“Akhirnya saya bertemu (Ayatullah Khamenei). Dia memahami Bahasa Arab dengan sangat baik. Buktinya, dia kerap meralat kekeliruan penerjemah dengan bahasa yang fasih. Saya bahkan berkata kepadanya,’Lebih baik kita bicara tanpa penerjemah.’”

“Anehnya, saya keluar dari pertemuan itu dengan perasaan yang positif. Dia adalah seorang cendekiawan dan berwawasan,”lanjutnya.

“Dahulu saat (Ayatullah) Khamenei masih menjabat sebagai presiden Iran, Saud al-Faisal (menlu Saudi saat itu) bertemu dengannya di Pakistan. Ketika al-Faisal beserta Ali Akbar Velayati (menlu Iran) pergi ke kediamannya, mereka melihat dia melepas sorbannya dan sedang membaca (syair-syair) Mutanabbi,”tutur Bin Sultan.

Abu Tayyib Mutanabbi adalah salah satu penyair terbesar sastra Arab. Dia lahir pada abad keempat Hijriah dan posisinya dianggap setara dengan Hafez dalam sastra Persia.

Bin Sultan melanjutkan,“Saat saya bertemu dengannya (Ayatullah Khamenei) pada 2007, dia sangat tegas dan serius. Saat saya berpamitan, dia bertanya,’Kenapa Anda tidak tinggal lebih lama?’

’Saya ada janji dengan Setan Besar.’

‘Siapa Setan Besar?’

‘Amerika. Saya ada janji untuk bertemu presiden Amerika.’

Dia tertawa dan berkata,’Kenapa Anda menyebutnya demikian? Bukankah Amerika adalah kawan Anda?’

‘Ya, tapi hanya kawan strategis kami saja. Namun saya takut jika saya mengatakan akan pergi ke Amerika, Anda akan bertanya saya di Blok Utara atau Selatan? Sebab itu, saya menggunakan ungkapan yang Anda gunakan (untuk Amerika).” (af/alalam)

DISKUSI: