Banyak Warga AS Ditolak Jalani Tes Corona, Kenapa?
Washington, LiputanIslam.com–Sejumlah besar orang yang menderita sakit di berbagai sudut negara AS mengaku ditolak menjalani tes virus corona atau COVID-19 di rumah sakit terdekat. Demikian laporan dari kantor berita New York Times.
Times mengutip wawancara dengan beberapa orang yang mengaku betapa sulitnya bagi mereka untuk mengecek apakah mereka mengidap virus corona. Padahal, lima hari yang lalu Presiden AS Donald Trump telah meyakinkan publik bahwa siapa pun bisa menjalani tes jika diperlukan.
Beberapa orang ditolak karena mereka tidak mengalami gejala atau tidak melakukan perjalanan ke luar negeri meskipun mereka pernah berada di dekat pasien yang positif terkena virus. Beberapa yang lain ditolak dengan alasan tidak ada alat tes yang cukup.
“Sistem ini benar-benar tidak dipersiapkan untuk menyelesaikan apa yang kita butuhkan saat ini… [Sistem] ini gagal,” kata ketua Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, Dr. Anthony Fauci, pada hari Kamis (12/3) di depan Komite Pengawasan dan Reformasi DPR AS.
“Sistem ini gagal… Mari kita akui itu,” tambahnya. “Gagasan bahwa siapapun berhak mendapatkan [tes] dengan mudah seperti orang-orang di negara lain, kita tidak siap untuk itu,”
Hillary King, seorang konsultan berusia 32 tahun di Boston, Massachusetts, mengatakan kepada Times bahwa dia menghabiskan waktu lima jam di ruang gawat darurat di Rumah Sakit Umum Massachusetts pada hari Rabu lalu setelah mengalami sakit batuk. Namun, ia ditolak menjalani tes. Seorang dokter mengatakan kepadanya bahwa dia tidak memenuhi kriteria karena tidak bepergian ke luar negeri dan tidak terkena kontak dengan seseorang yang positif terkena virus.
Di Negara Bagian Washington, di mana setidaknya 378 orang dinyatakan positif dan 31 orang meninggal, petugas kesehatan malah menurunkan angka tes karena kekurangan alat.
“Pada saat ini kami membatasi pengujian untuk menjaga ketersediaan bagi orang-orang yang paling rentan,” kata juru bicara PeaceHealth Columbia Network, Debra Carnes.
Sejumlah ahli kesehatan AS mengkritik pemerintah Trump karena meremehkan wabah COVID-19 sehingga membuat negaranya tertinggal dalam upaya pencegahan penularan virus. (ra/presstv)