Arab Adakan KTT demi Pipa Minyak, Tapi Abaikan Derita Palestina
“Kesepakatan semua pihak Palestina yang menentang Deal of Century membutuhkan solusi praktis untuk menggagalkannya,”tandas al-Nakhalah.
“Peringatan Hari al-Quds tiba di saat kebanyakan negara gagal menutup isu Palestina,”lanjutnya.
Dia berpendapat, upaya Rezim Zionis untuk mengubah Masjid Aqsa menjadi kuil Yahudi dan mengganti al-Quds menjadi Yerusalem adalah mukadimah untuk ambisinya menguasai negara-negara Arab dan Muslim.
“Setiap orang Arab dan Muslim wajib menentang kejadian-kejadian sekarang (normalisasi hubungan dengan Israel), bukan malah seperti Bahrain atau sebagian negara Arab yang justru menyambutnya,”sindir al-Nakhalah.
Terkait dua KTT Arab dan Dewan Kerjasama Teluk (GCC), al-Nakhalah menyatakan,”Mereka mengadakan pertemuan hanya karena sejumlah pipa minyak Saudi dihancurkan sebagai balasan atas agresi kepada bangsa Yaman. Namun mereka malah menutup mata terhadap kejahatan yang dilakukan atas rakyat Yaman.”
Para penguasa Arab yang turut berkonspirasi menindas bangsa Palestina disebut al-Nakhalah sebagai “orang-orang yang bekerja di bawah bendera AS dan Israel.”
Dia menegaskan, diadakannya unjuk rasa-unjuk rasa damai al-Awdah di perbatasan Gaza membuktikan fakta bahwa saat ini bukanlah periode yang dikehendaki Israel.
Di akhir pidatonya, al-Nakhalah memuji Imam Khomeini sebagai penggagas peringatan Hari Sedunia al-Quds.
“Sungguh tepat beliau menjadikan Jumat terakhir bulan Ramadan sebagai Hari al-Quds, sehingga kaum muslimin di puncak ibadah mereka tidak melupakan luka umat Islam yang belum terobati,”pungkasnya. (af/alalam)
Baca:
Al-Quds Milik Palestina, Bukan AS atau Israel