Anak-anak Yaman Hadapi Wabah Difteri Terburuk di Dunia
Sana’a,LiputanIslam.com—Agresi militer Arab Saudi di Yaman tak kunjung berakhir. Sejak Maret 2015 lalu, pertempuran antara pasukan Arab Saudi melawan kelompok Houthi di Yaman telah menyebabkan struktur sosial masyarakat di Yaman. Akibatnya, banyak layanan publik yang sebelumnya melayani kepentingan harian rakyat Yaman, meliputi rumah sakit, sekolah, dan tempat perdagangan pun tak dapat beroperasi lagi. Keadaan semakin menakutkan, pasca kubu Arab Saudi memutuskan untuk memblokade akses keluar masuk Yaman, yang menjadi pergantungan hidup rakyat Yaman.
Sebuah organisasi sosial untuk anak, Save the Children, mengatakan pada Senin (22/1) bahwa perang tak kunjung usai yang berlangsung di Yaman telah menyebabkan anak-anak di Yaman dilanda wabah difteri terburuk di dunia.
Difteri merupakan infeksi menular yang merusak sistem pernafasan tubuh. Penyakit ini tentu saja bisa dicegah dengan vaksin. Tetapi jika tidak, ia akan menyebabkan masalah pada pernafasan, gagal jantung, dan bahkan kematian.
Sejak Agustus 2017 lalu, organisasi sosial tersebut melaporkan bahwa difteri di Yaman setidaknya telah merenggut nyawa 52 orang anak di Yaman. Rata-rata berusia di bawah 15 tahun.
“Saat ini kami hanya memiliki sedikit bantuan untuk anak-anak di Yaman. Para keluarga bahkan rela membawa anak mereka ratusan mil agar bisa menemui kami,” ucap Mariam Aldogani, koordinator lapangan Save the Children di Pelabuhan Kota Hudaida.
“Sayangnya mereka terlambat datang dan menginfeksi orang-orang di sepanjang jalan,” tambahnya.
Selanjutnya, organisasi ini menerangkan bahwa wabah difteri telah melanda Provinsi Ibb dan yang paling buruk terjadi di Hudaida.
Terlepas dari sulitnya makanan dan air bersih di Yaman, rakyat di negara miskin itu kini dihadapkan pada wabah kolera dan Difteri yang sangat mengkhawatirkan.
PBB telah mengatakan bahwa penyakit yang sedang melanda Yaman merupakan “rekayasa manusia”, sembari merujuk peperangan antara koalisi Arab Saudi dan kelompok Houthi Yaman.(fd/al-alam)