8 Negara Ini Minta PBB Perintahkan Pencabutan Sanksi di Tengah Wabah
New York, LiputanIslam.com–Delapan negara mengirimkan surat kepada sekjen PBB agar memerintahkan pencabutan sanksi unilateral atas negara-negara tersebut di tengah upaya pemberantasan wabah corona baru.
Kedubes Rusia, China, Iran, Suriah, Korea Utara, Kuba, Nikaragua, dan Venezuela mengirim surat tersebut kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Rabu (25/3).
Surat tersebut berisi peringatan bahwa virus Corona adalah “musuh bersama” umat manusia. Sementara itu, sanksi sepihak yang dijatuhkan kepada negara-negara tersebut mempersulit perjuangan melawan virus.
“Kita harus mengakui bahwa ini adalah tindakan yang sulit.. bagi negara-negara yang saat ini menghadapi tindakan pemaksaan sepihak yang ilegal dan jelas-jelas melanggar hukum internasional dan Piagam PBB,” demikian penggalan surat tersebut yang dirilis oleh kedubes Rusia untuk PBB lewat akun Twitter pada Rabu malam.
“Dampak destruktif dari tindakan tersebut… menghambat kemampuan pemerintah nasional untuk, antara lain, memiliki akses reguler ke sistem keuangan internasional atau perdagangan bebas. Dengan demikian, itu merusak upaya berkelanjutan pemerintah nasional untuk melawan COVID-19,” lanjutnya.
📌Read the address by🇨🇳,🇨🇺,🇰🇵,🇮🇷,🇳🇮,🇷🇺,🇸🇾,🇻🇪 to #UNSG on negative impact of sanctions on national efforts aimed at fighting #COVID19.We can’t allow for political calculations to get in the way of saving human lives.This is a time not for fostering chaos, but for #GlobalSolidarity pic.twitter.com/olmrjHJ9hg
— Russian Mission UN (@RussiaUN) March 26, 2020
Negara-negara itu juga melaporkan betapa sanksi berdampak langsung pada “hak asasi manusia atas kehidupan, kesehatan, dan pangan.” Untuk itu, mereka mendesak Guterres agar memerintahkan pencabutan sanksi. “Kami dengan hormat mendesak Anda untuk meminta pencabutan lengkap dan segera atas tekanan ekonomi ilegal, memaksa, dan sewenang-wenang.”
Sejauh ini, Amerika Serikat menolak untuk mencabut sanksi terhadap negara-negara seperti Iran dan Venezuela meskipun telah ada seruan dari komunitas global. (ra/presstv)