28 Orang Palestina Mendekam di Penjara Israel Selama 25 Tahun
LiputanIslam.com—Komisi Tahanan Palestina (PPC) mengatakan, Senin (8/10), bahwa 28 warga Palestina telah ditahan di penjara Israel selama lebih dari 25 tahun.
Salah satu dari 25 tahanan itu bernama Karim Younis, tahanan politik terpanjang yang telah dipenjara sejak 1983. Younis, dari desa ‘Ara ditangkap oleh militer Israel karena menolak pendudukan Israel di tanah Palestina.
Kantor berita Wafa menambahkan bahwa orang-orang Palestina yang telah dipenjara sebelum penandatanganan Kesepakatan Oslo pada tahun 1993 seharusnya dibebaskan atas dasar kesepakatan antara Israel dan Otoritas Palestina [PA]. Tetapi Israel telah mengingkari kesepakatan tersebut.
Warga Palestina lainnya yang ditahan dengan hukuman jangka panjang adalah Maher Younis juga dari Desa ‘Ara, Ibrahim dan Rushdi Abu Mukh yang keduanya ditangkap pada 1986, serta Samir Sarsawi dari Desa Ibtin.
Seorang tahanan politik Palestina dari Umm Al-Fahm, Israel utara, Jabarin ditangkap pada 1988 dan telah menjalani hukuman 30 tahun penjara. Ratusan warga Palestina berkumpul pada hari Minggu di Umm Al-Fahm untuk merayakan pembebasan Jabarin.
Pekan lalu Israel juga merilis dan kemudian menahan kembali aktivis Perancis-Palestina, Salah Hamouri. Hamouri diperintahkan untuk membayar denda senilai 3.000 shekel ($ 800) dan menandatangani pernyataan setuju untuk tidak pernah ambil bagian dalam kegiatan populer Palestina, sebelum dibebaskan dari Penjara Al-Naqab. Dia kemudian segera ditangkap kembali dan dibawa ke pusat penahanan di Yerusalem. Hamouri telah menghabiskan 13 bulan dalam tahanan administratif dan total enam tahun di penjara Israel.
Selain Israel juga memenjarakan ratusan warga Palestina dari daerah kependudukan di Tepi Barat. Pekan lalu, muncul informasi bahwa Israel mendenda anak-anak Palestina yang ditahan di penjara Ofer yang terkenal ‘keras’ dengan jumlah denda senilai 46.000 shekel ($ 13.000) pada bulan September saja. Dalam sebuah pernyataan, PPC melaporkan 35 anak ditangkap dan ditahan di penjara Ofer pada bulan September, empat di antaranya ditangkap dari rumah mereka, 20 saat berada di jalan, dan tujuh di pos pemeriksaan militer. Penangkapan tersebut menambah jumlah anak-anak yang ditahan di penjara Ofer, yang terletak di sebelah selatan Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, menjadi 108 orang.
Menurut data dari organisasi HAM dan Pendukung Tawanan atau yang dikenal dengan Addameer, sejak Agustus 2018 ada 5.781 tahanan politik yang ditahan oleh Israel. Dari jumlah ini, 456 adalah tahanan administratif, yang berarti mereka ditahan tanpa dakwaan atau akses ke pengadilan yang adil. (fd/memo)