Warga London Marah, Warga Tewas di Tahanan Polisi

0
471

demo londonLondon, LiputanIslam.com — Ratusan warga London pada  hari Sabtu (25/10), menggelar aksi demonstrasi mengecam tewasnya warga di tahanan polisi dan menuntut keadilan atas kejadian-kejadian tragis itu.

Sebagaimana dilaporkan Press TV, sekitar 300 orang berjalan dari Trafalgar Square ke kantor perdana menteri di Downing Street dalam aksi tahunan yang digelar oleh United Families and Friends Campaign, kelompok yang memperjuangkan keadilan bagi warga yang tewas saat di dalam tahanan polisi atau imigrasi.

Para demonstran itu membawa spanduk-spanduk, di antaranya berbunyi, “Tidak ada lagi kematian di tahanan”, “Tidak ada keadilan, tidak ada kedamaian”. Mereka juga berteriak-teriak, “Siapa pembunuh? Polisi adalah pembunuh!”

Deborah Coles, Direktur LSM Inquest yang aktif dalam kampanye itu mengatakan, aksi tersebut merupakan sesuatu yang “penting namun menyedihkan” bagi warga yang kehilangan anggota keluarganya yang meninggal di dalam tahanan aparat negara.

“Adalah penting bahwa pemerintah menyadari bahwa ini adalah masalah HAM serius yang terus terjadi. Banyak keluarga yang merasa dikhianati oleh sistem yang membuat mereka menderita,” kata Coles.

Di antara korban polisi yang diperingati dalam aksi tersebut adalah Mark Duggan yang ditembak polisi tahun 2011, Sean Rigg yang tewas setelah ditahan polisi di tahun 2008, dan Olaseni Lewis yang tewas setelah dibekuk oleh 11 polisi selama 45 menit di London Psychiatric Hospital tahun 2010.

Ibunda Lewis, Ajibola, mengecam polisi yang tidak melakukan penyelidikan atas insiden putranya itu dan menuntut Independent Police Complaints Commission untuk melakukan penyelidikan.

“Ini terjadi sepanjang waktu dan menimpa tidak saja warga kulit hitam, Asia, kulit putih, pria dan wanita. Polisi harus bertanggungjawab atas tindakan-tindakan mereka. Jika Anda membunuh seseorang, maka Anda harus dituntut,” kata Ajibola.(ca)

DISKUSI: