Wabah Kesepian Merajalela, Inggris Kini Miliki ‘Menteri Urusan Kesepian’
London, LiputanIslam.com—Pemerintah Inggris telah menunjuk seorang menteri yang bertugas mengatasi wabah kesepian yang menjangkiti jutaan warga negeri Ratu Elizabeth itu.
PM Inggris, Theresa May, menunjuk Tracey Crouch pada Rabu (17/1/18) sebagai menteri urusan kesepian. Hal ini dilakukan setelah keluarnya penelitian bahwa 1 dari 10 warga Inggris sering merasa kesepian, dan bahwa ratusan ribu orang tua tidak berbicara dengan teman atau saudara mereka dalam sebulan terakhir.
“Untuk banyak orang, kesepian adalah realitas menyedihkan di kehidupan modern,” kata May.
“Saya ingin mencegah tantangan ini untuk masyarakat kita dan untuk kita semua bertindak melawan kesepian yang dirasakan oleh orang tua, oleh pengasuh, oleh mereka yang kehilangan orang kesayangan mereka – orang-orang yang tidak bisa mencurahkan hati kepada siapapun…” tuturnya.
Menurut data dari badan amal British Red Cross, lebih dari 9 juta warga Inggris mengaku sering merasa kesepian.
Badan ini menyebut kesepian dan isolasi sosial sebagai “penyakit tersembunyi” yang menjangkiti orang dari berbagai umur dan berbagai momen di dalam hidup mereka, seperti ketika pensiun, kehilangan yang dicintai, atau ketika cerai.
Menurut catatan seorang dokter top di Inggris, kesepian sama berbahayanya dengan penyakit kronis lain.
Menurut analis dan kolumnis George Monbiot, dalam artikelnya yang berjudul “Neoliberalisme – ‘Doktrin Zombie’ Sebagai Sumber Segala Permasalahan Kita”, wabah kesepian di Inggris ini adalah akibat dari sistem neoliberal yang diterapkan negara itu.
“Neoliberalisme melihat persaingan sebagai karateristik alami dalam hubungan antarmanusia… Di dunia yang diatur oleh persaingan, siapapun yang jatuh di belakang akan disalahkan dan menyalahkan diri sebagai pecundang.”
Neoliberalisme telah memainkan peran penting dalam berbagai macam krisis: keruntuhan finansial pada tahun 2007-2008, penyimpanan harta di luar negeri; kemerosotan kondisi kesehatan dan pendidikan, munculnya kembali kemiskinan anak-anak, dan wabah kesepian. Hal ini juga disebutkan dalam buku Paul Verhaeghe dalam bukunya “What About Me?” yaitu betapa kronisnya wabah melukai diri, pola makan yang salah, depresi, kesepian, kegelisahan dan fobia sosial di Inggris.
“Mungkin tidak lagi mengagetkan bahwa Inggris –yang secara masif menerapkan ideologi neoliberal– adalah negara yang tingkat kesepiannya paling tinggi di Eropa,” tulis Monbiot. (ra/presstv)