Tembak-Menembak di Ibukota Tunisia, 8 Tewas
Tunis, LiputanIslam.com — Tembak-menembak terjadi di ibukota Tunisia, Tunis, Senin malam (3/2), mengakibatkan 8 orang tewas dan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka.
“Tujuh teroris tewas dan seorang anggota Pengawal Nasional tewas, dan seorang lainnya luka-luka,” kata seorang pejabat kemendagri Tunisia kepada media.
Tembak-menembak yang berlangsung hingga Selasa pagi (4/2) itu terjadi saat warga Tunis tengah mempersiapkan peringatan pertama kematian tokoh oposisi Chokri Belaid yang ditembak kelompok militan setahun yang lalu.jihadis.
Unit-unit khusus pasukan Pengawal Nasional mengepung gedung tempat berkumpulnya para anggota kelompok militan, di daerah pinggiran kota Tunis, Raoued, pada hari Senin, setelah muncul laporan keberadaan anggota-anggota militan berrsenjata di gedung tersebut. Namun di bawah kepungan aparat, para militan menolak menyerah.
Pemerintah tidak menyebutkan identitas para teroris serta nama organisasi mereka. Namun dipastikan di antara mereka adalah Kamel Ghadghadi, pimpinan kelompok Ansar al Sharia yang berafiliasi dengan Al Qaida. Selama pengepungan dan terjadinya aksi tembak-menembak, polisi menutup wilayah sekitar yang terletak tidak jauh dari kawasan pantai yang terkenal sebagai tempat wisata itu.
Sejak terjadinya revolusi tahun 2011, Tunisia sering dilanda aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok militan yang sebelumnya ditindas oleh rezim terguling Zine El Abidine Ben Ali. Pemerintah menuduh kelompok Ansar al-Sharia yang terkait jaringan Al Qaida, sebagai pelaku berbagai aksi terorisme di Tunisia, termasuk yang menewaskan Belaid dan tokoh oposisi lainnya Mohammed Brahmi.
Tahun lalu sebanyak 20 aparat keamanan tewas dalam operasi penyerbuan markas kelompok teroris di daerah pegunungan Chaambi di dekat perbatasan Aljazair.
Keluarga Belaid akan memberikan keterangan pers hari Kamis (6/2) diikuti oleh upacara seremonial untuk memperingati kematiannya di Tunis. Para aktifis juga telah merencanakan aksi pawai pada hari Sabtu (8/2) untuk memperingati kematian Belaidare.
Kematian Belaid tahun lalu telah memicu aksi kerusuhan anti-pemerintah yang dikuasai kelompok Islamis.
Belain, tokoh oposisi yang sering mengkritik pemerintahan Islamis, tewas ditembak di luar rumahnya di pinggiran Tunis, 6 Februari 2013. Kematiannya membuat kondisi politik Tunisia menjadi tidak stabil dengan ketegangan antara kubu Islamis melawan kubu nasionalis-liberal-sekuler. Ketegangan tersebut memuncak setelah kematian Mohammed Brahmi beberapa bulan setelah penembakan Belaid. Demonstrasi besar-besaran yang dilakukan kubu oposisi memaksa pemerintahan Islamis mengundurkan diri.
Setelah melalui tarik ulur yang keras, akhirnya Mehdi Jomaa, seorang teknokrat, dilantik sebagai perdana menteri “caretaker” yang akan menyelenggarakan pemilu tahun ini.(ca/afp/press tv)