Studi: Media AS Lebih Sering Kutip Sumber Israel Dibanding Palestina

0
551

Washington, LiputanIslam.com–Sebuah studi terbaru berjudul “50 Years of Occupation” menemukan bahwa hampir 100.000 judul berita tentang konflik Palestina-Israel di media AS bias kepada Israel.

Studi yang dirilis oleh 416Labs, sebuah organisasi penelitian dan analisa data dari Kanada, mengungkap bahwa media AS lebih sering mengutip sumber-sumber dari Israel daripada Palestina. Kesaksian dan pengakuan tentang warga Palestina yang menjadi “pengungsi” atau hidup di bawah “penjajahan” tidak pernah disebut-sebut.

“Temuan ini menunjukkan keberpihakan konsisten dalam peliputan konflik Israel-Palestina – di mana narasi Israel diistimewakan dan … topik yang berkaitan erat dengan realitas sehari-hari Palestina dihapus,” kata salah satu anggota peneliti, Owais Zaheer, kepada The Intercept.

“Hal ini menarik perhatian untuk mengevaluasi ruang lingkup pemberitaan tentang penjajahan Israel secara lebih kritis,” tambahnya.

Studi ini menganalisis judul-judul berita dari 5 media besar Amerika; Chicago Tribune, Los Angeles Times, New York Times, Washington Post, dan Wall Street Journal. Para peneliti menggunakan teknik Natural Language Processing (NLP) untuk menganalisis database raksasa judul berita yang diterbitkan selama periode tertentu.

NLP adalah teknik analisis “Big Data” yang digunakan untuk mengidentifikasi tren dan pola statistik dalam teks-teks. Dalam hal ini, para peneliti menganalisis hampir 100.000 judul berita dengan mengidentifikasi lusinan istilah dan urutan kata yang sering muncul dalam narasi Israel-Palestina.

Pola-pola yang diidentifikasi menunjukkan kecenderungan media untuk membuat berita dari perspektif Israel. Kalimat “Israel mengatakan…/Menurut Israel…” muncul 2 ½ kali lebih banyak dalam judul-judul berita New York Times tentang genosida warga sipil di Gaza tahun 2014, daripada kalimat yang mengutip pernyataan dari sumber Palestina.

Judul berita yang berpihak kepada Israel diterbitkan 4 kali lebih banyak daripada yang berpihak kepada Palestina. Kata-kata yang mengandung kekerasan, seperti “teror”, muncul 3 kali lebih banyak daripada kata “penjajahan.”

Sejak 1967 ketika militer Israel mengambil alih Tepi Barat, terjadi penurunan sebanyak 85% dalam penyebutan istilah “penjajahan” dalam berita-berita utama tentang Israel. Di saat yang sama, penyebutan istilah “pengungsi Palestina” menurun 93 persen.

Disproporsi yang konsisten dalam judul-judul berita ini disebut dapat mempengaruhi persepsi publik tentang konflik Israel-Palestina. (ra/ theintercept.com)

DISKUSI: