Sinagog-Sinagog di Jerman Dijaga Petugas Bersenjata

0
539

German-synagogue-firebombBerlin, LiputanIslam.com — Sentimen anti-yahudi (anti-semit) yang marak di Jerman paska serangan Israel di Gaza bulan Juli lalu, memaksa sinago-sinagog, atau tempat ibadah yahudi, di Jerman, menempatkan petugas bersenjata sebagai penjaga selama peringatan hari raya Yom Kippur tahun ini.

Yom Kippur yang merupakan salah satu hari raya paling suci bagi orang-orang yahudi, tahun ini diperingati antara tanggal 3 sampai 6 Oktober.

Namun warga yahudi Jerman mengalami kesulitan untuk mendapatkan semangat Yom Kippur, karena maraknya sentimen anti-yahudi di Jerman saat ini yang mengingatkan kembali sentimen anti-yahudi era Nazi Jerman.

Teriakan-teriakan anti-yahudi seperti “yahudi, yahudi! Babi pengecut!” terdengar ramai selama aksi-aksi demonstrasi menentang aksi Israel di Gaza beberapa waktu lalu.

“Kami tidak pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya,” kata Deiter Graumann, Presiden Central Council of Jews in Germany, kepada CBS News.

“Ketika Anda membayangkan di jalanan Jerman, orang-orang berteriak “yahudi ayo digas, yahudi ayo dibantai, yahudi ayo dibakar!”

Sejak terjadinya demonstrasi-demonstrasi itu Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan bahwa semua institusi yahudi di Jerman akan dilindungi oleh polisi.

Namun Merkel mengakui warga Jerman terprovokasi oleh dukungan warga yahudi terhadap tindakan Israel di Gaza.

“Orang-orang yahudi di Jerman itu terancam dan terlecehkan karena penampilan yahudi mereka atau karena dukungan mereka kepada Israel. Hal ini tidak bisa dibenarkan,” kata Merkel.

Pada bulan Juli lalu sebuah bom bensin dilemparkan ke sinagog di Wuppertal seorang warga yahudi dipukuli di jalan di Berlin. Kekhawatiran juga membuat sebuah pertandingan sepakbola persahabatan untuk memperingati hubungan diplomatik Jerman-Israel, dibatalkan.

Graumann menuduh aksi-aksi anti-yahudi yang terjadi itu hanyalah sebuah pertanda adanya sentimen anti-yahudi yang sudah melekat di dalam masyarakat Jerman.

Monika Schwartz Friesel dari Berlin Technical University yang telah mempelajari ribuan e-mail yang diterima oleh lembaga-lembaga yahudi Jerman, mengatakan kepada CBS News:

“Kami melihat bahwa lebih dari 60 persen penulis email yang jelas menunjukkan pandangan anti-yahudi, datang dari kalangan kelas menengah dan banyak dari mereka yang berpendidikan tinggi.”

Menurut Graumann saat ini sebanyak 200.000 warga yahudi Jerman merasa terancam atas perkembangan yang terjadi.

“Banyak orang yahudi yang bertanya-tanya, apakah kami memiliki masa depan di Jerman? Saya tidak pernah mendengar pertanyaan seperti ini sebelumnya,” kata Graumann.(ca)

DISKUSI: