Serangan Udara Koalisi AS Hantam Homs

0
451

syria-strikesHoms, LiputanIslam.com — Hari ini, serangan udara AS dan koalisinya dengan dalih menargetkan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), menghantam provinsi Homs. Selain itu, AS juga menargetkan kota Minbej, sebelah timur Aleppo, dan beberapa kawasan di Raqqa, yang merupakan ‘jantung’ wilayah yang dicaplok ISIS.

Direktur Observatorium Hak Asasi Manusia, Rami Abdel Rahman, mengatakan bahwa titik wilayah Homs yang ditargetkan, berjarak jauh dengan keberadaan Tentara Suriah yang saat ini mengontrol sebagian besar kawasan tersebut.

“Ini adalah serangan pertama koalisi AS-Arab di wilayah provinsi Homs,” kata Rami, seperti dilansir Press TV, (27/9/2014).

Para aktivis juga menyatakan bahwa serangan udara menghantam di sekitar kota Kobane, di dekat perbatasan Suriah-Turki, yang telah menjadi pusat pertempuran antara Kurdi dan ISIS. AS juga menargetkan ISIS di kota Tabqa, wilayah dengan pangkalan udara yang direbut dari tentara Suriah bulan lalu.

Dari Pentagon Chuck Hagel mengatakan, bahwa  koalisi Arab-AS pekan ini telah melakukan lebih dari 40 kali penyerangan, termasuk pada kawasan kilang minyak yang dikuasai ISIS.

Amerika Serikat juga berencana untuk melatih dan mempersenjatai 5.000 militan yang disebut ‘moderat’ di Suriah untuk melawan ISIS, tetapi menurut Jenderal  AS, Martin Dempsey, pasukannya akan diperbanyak hingga mencapai 12.000-15.000 personel.

Dempsey mengatakan, pasukannya nanti merupakan gabungan dari warga Irak, Kurdi, dan kelompok pemberontak ‘moderat’ Suriah, yang semuanya akan bahu membahu untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang dikuasai ISIS.

AS dan koalisinya memulai serangan udara terhadap ISIS di Suriah pada Selasa (23/9/2014) pagi. Lalu pesawat AS, jet tempur dari Perancis dan beberapa negara Arab, juga telah mengebom beberapa daerah di Irak.

Adakah Oposisi Moderat di Suriah?

Tony Cartalucci, pakar politik terkemuka menulis dalam artikelnya yang berjudul “In Syria, There Are No Moderates“, dan menyatakan,

“… tidak pernah ada, dan juga tidak ada kelompok “moderat” yang beroperasi di Suriah. Barat sengaja mempersenjatai  dan mendanai Al-Qaeda dan ekstremis lainnya sejak tahun 2007 dalam rangka mempersiapkan pertumpahan darah dengan menunggangi isu sekterian – guna melayani kepentingan AS- Arab Saudi- Israel. Kawanan teroris (baik yang disebut moderat maupun ekstremis) beroperasi dan berbagi tempat di sepanjang perbatasan Suriah untuk memudahkan arus logistik dan senjata dari negara-negara Barat. Tujuannya adalah untuk mengabadikan konflik, dan akan menjadi legitimasi bagi mitra Barat yang berbatasan dengan Suriah untuk melakukan intervensi militer langsung (dengan alasan mengamankan wilayahnya). (ba)

DISKUSI: