Seorang Blogger Kembali Tewas Dibunuh di Bangladesh
Dhaka, LiputanIslam.com — Seorang blogger ‘sekuler’ tewas diserang dengan senjata tajam di Bangladesh, Selasa (12/5). Ini adalah serangan maut ketiga yang menelan nyawa blogger-blogger yang dianggap penghujat Islam di negara itu tahun ini.
Kantor berita BBC melaporkan Selasa petang, Ananta Bijoy Das diserang dengan pisau panjang oleh orang-orang berpenutup wajah di Sylhet. Sebelumnya ia telah menerima beberapa kali ancaman pembunuhan karena aksinya yang dianggap melecehkan Islam. Demikian polisi setempat menyebutkan.
Das adalah penulis artikel di blog Mukto-Mona, blog yang pernah dikelola oleh Avijit Roy, blogger ‘sekularis’ yang tewas diserang pada bulan Februari lalu di Dhaka.
Terkait dengan hal itu pemerintah Swedia mengkonfirmasi telah menolak permohonan visa oleh Das bulan April lalu. Ia bermaksud menghadiri sebuah acara pertemuan pers yang diselenggarakan Swedish Pen, organisasi para penulis negara itu. Kedubes Swedia di Dhaka menolak permohonan Das karena khawatir dengan keselamatannya saat berada di Swedia.
Swedish Pen mengatakan kepada BBC bahwa pihaknya tengah mengajukan permohonan kepada pemerintah ketika terjadi peristiwa tragis itu. Kelompok ini meminta penjelasan pemerintah atas penolakan itu.
Para saksi mengatakan terdapat 4 orang yang menyerang Das di siang hari di dekat rumahnya, saat ia hendak berangkat kerja di sebuah bank lokal.
Akibat penyerangan itu Das terluka parah dan meninggal saat tiba di rumah sakit. Sementara para penyerang melarikan diri. Polisi kini tengah mengidentifikasi dan melacak keberadaan mereka.
Polisi mengatakan ada kemiripan dari ketiga insiden penyerangan maut terhadap para blogger tersebut. Selain dilakukan oleh beberapa orang di keramaian kota, mereka selalu menggunakan pisau panjang dan penutup wajah.
Sejak beberapa tahun lalu kelompok-kelompok militan Islam menuntut pemerintah menerapkan aturan yang ketat untuk mencegah pelecehan terhadap Islam oleh para blogger. Sementara kalangan sekuler-liberal menentang ide tersebut karena dianggap melanggar HAM.
Secara resmi Bangladesh merupakan negara sekuler, namun sebagian besar rakyatnya masih berpandangan konservatif dalam hal agama.(ca)