SBY Ajak Rakyat Indonesia Dukung Pemimpin Mendatang

0
582

SBYJakarta, LiputanIslam.com — Jelang lengser, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)  berpesan kepada berbagai pihak untuk mendukung pemimpin baru dan pemerintahan berdatang. Hal ini dimaksudkan agar semua komponen bangsa dapat membangun bersama-sama untuk memajukan Republik Indonesia.

“Dukunglah pemimpin yang akan datang untuk memajukan bangsa ini,” kata SBY, Senin, 18 Agustus 2014 seperti dilansir Republika.

SBY mengingatkan bahwa Indonesia telah merdeka selama 69 tahun sehingga 31 tahun lagi akan memasuki perayaan Hari Kemerdekaan ke-100 atau berarti sudah 1 abad merdeka.

“Kita memohon kepada Allah Swt  sambil bekerja sekuat tenaga dan bersama-sama membangun serta memajukan agar pada 2045 Indonesia yang kita cintai benar-benar menjadi negara yang maju, kuat, dan sejahtera,” katanya.

Presiden Yudhoyono mengingatkan, untuk menjadi pemimpin di mana pun maka seseorang harus mau berjuang bekerja keras dan mau berkorban serta memiliki semangat dan tekad untuk berbuat yang terbaik bagi negerinya.

“Menjadi pemimpin yang berhasil tidak mungkin tiba-tiba datang begitu saja, tetapi mereka yang memiliki tekad yang membaja, berikhtiar dan bekerja keras meraih cita-cita,” tuturnya.

SBY mengemukakan di antara para peserta silaturahiim berbeda-beda dari sisi agama, etnis, daerah asal, bahasa serta budaya dan adat istiadat. “Tetapi saya yakin meskipun berbeda-beda, kita satu,” kata Presiden Yudhoyono sambil mengingatkan petuah “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”.

SBY menegaskan, bila Indonesia ingin menjadi negara yang maju dan kuat maka di antara masyarakatnya harus rukun dan bersatu serta tidak boleh berpecah-belah.

Suburnya Intoleransi

Kendati SBY mengajak rakyat Indonesia untuk bersatu, namun di sisi lain kita juga menyaksikan berbagai kasus berbau SARA kerap kali terjadi di negeri ini, dan pemerintah tidak mengambil tindakan yang tegas.

Gesekan di akar rumput terkait keyakinan yang rentan memicu konflik, seperti kasus Ahmadiyah, Syiah, GKI Yasmin, hingga hari ini belum ada penyelesaian. Sementara itu, kelompok-kelompok anti Pancasila dan NKRI semisal HTI, juga tetap dibiarkan berkembang di negeri ini. (ba)

DISKUSI: