Samir Quntar, Kemenangan dan Kesyahidan
LiputanIslam.com — Samir Quntar, pejuang Hizbullah yang gugur oleh serangan Israel di Damaskus meninggalkan pesan kepada para pecinta front perlawanan. Ia mengingatkan, bahwa kendatipun para pejuang gugur, namun perlawanan mereka akan tetap hidup.
Samir juga meyakini, atas izin Allah, bahwa pada akhirnya perjuangan mereka akan mencapai kemenangan.
Berikut ini isi pesan selengkapnya:
Baca juga: Samir Quntar, dan Keraguan Soal Sistem Pertahanan S-400
Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang…
Sanksi yang diberikan kepada orang-orang yang berjuang karena mereka dizalimi, dan Allah mampu memberikan kemenangan. Sesungguhnya firman Allah adalah benar.
Ketika saya memilih jalan perjuangan dan jihad dalam upaya untuk melawan penindasan terhadap orang-orang kami di Palestina dan Lebanon, saya yakin bahwa akhir jalan ini — yang telah saya pilih dengan keyakinan yang kuat – adalah kemenangan, atau gugur sebagai syahid.
Karena kemenangan ini, dan upaya mengusir entitas Zionis ini membutuhkan banyak pengorbanan, dan untuk mencapai tujuan ini diperlukan jihad tahun demi tahun, maka kemenangan akan didahului dengan kesyahidan.
Dan karena saya berjanji pada semua ummat yang beriman bahwa Palestina akan dibebaskan, bahwa saya meninggalkan Palestina hanya untuk kembali ke Palestina, saya tetap teguh di jalan ini, jalan jihad dan pengorbanan, melalui cara yang mulia: perlawanan dengan senjata.
Allah telah memberikan saya kehormatan, menjadi salah satu anggota front perlawanan Islam, bersama-sama dengan saudara saya yang siap bertarung—yang menolak segala iming-iming ataupun menyerah. Dan hari ini, Allah memberikan saya kesyahidan yang yang selama ini saya idam-idamkan.
Saya akan terus di jalan ini, dan saya yakin bahwa jalan jihad ini tidak akan berakhir dan tidak akan berpaling dari pusatnya, yaitu Palestina. Allah memuliakan perlawanan ini, melalui tangan pemimpin yang memberikan kami keperccayaan, iman, dan kemenangan. Bermula dari bangkitnya Islam yang dipimpin oleh Imam Ruhullah Mousavi Khomeini, lalu penggantinya Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, dan pemimpin Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah. Kepada beliau semua saya ucapkan terimakasih.
Saya berterimakasih padanya (Sayyid Nasrallah) yang telah menjaga janjinya demi kebebasan saya. Saya memohon agar Allah melindunginya, demi bangsa ini, demi front perlawanan yang berani ini…karena hari ini, tidak ada yang bisa menggantikan sosok yang begitu bijaksana, karismatik, dan pemberani seperti beliau.
Saya berharap saya akan memenuhi janji saya pada para syahid “Sincere Promise”, orang-orang Palestina, ataupun kepada orang-orang Lebanon, yaitu bangsa yang merupakan cermin dari martabat, kehormatan dan ketabahan. Saya memberitahukan kepada semua pecinta front perlawanan, agar kesyahidan saya dan saudara saya di tangan Zionis, agar tetap menggelorakan Anda semua di jalan ini.
Musuh berpikir bahwa dengan membunuh kami, front perlawanan akan terseret ke dalam konfrontasi dengan Israel, tinggal menunggu waktu dan tempat. Dalam konteks ini saya meyakinkan para pecinta front perlawanan bahwa pembalasan atas darah kami akan melekat di jalan ini, memperkuat kemampuan melakukan pencegahan, dan meningkatkan kesiapan kami—dan semua ini merupakan jaminan kemenangan melawan musuh kita, dalam perang di masa depan.
Menaklukkan musuh ini adalah pembalasan bagi semua orang yang tertindas. Pemimpin perlawanan, Sayyid Hasan Nasrallah tahu betul kapan, dimana dan bagaimana pembalasan ini akan dilakukan. Bukan sebaliknya. Ia tidak akan membiarkan perlawanan ini terseret dalam pertempuran yang waktu dan tempatnya ditetapkan musuh.
Tidak ada yang bisa meragukan keseriusan front perlawanan dalam masalah ini, dan tidak ada yang bisa meragukan bahwa darah semua pejuang adalah berharga. Pembalasan secara instan hanya akan dilakukan jika itu baik bagi perjuangan Hizbullah, dan front perlawanan akan tetap waspada agar tidak terseret dalam pertempuran yang ditetapkan musuh.
Darah para pejuang kami sesungguhnya sama, kami memiliki pemimpin yang bijak, dan pengalaman di masa lalu telah membuktikan ini. Mereka selalu berseru, “Kami siap melayanimu, wahai Nasrallah.” Mata kita menatap jauh ke depan, untuk tujuan yang besar, yaitu mencapai kemenangan yang dijanjikan Allah dalam melawan tirani. Semoga Allah menjaga Anda. Salam bagimu, dalam rahmat dan berkah Allah. (ba)