Rusia Kecam Campur Tangan Eropa di Venezuela

0
554

Moscow, LiputanIslam.com–Rusia mengecam sikap sejumlah negara Eropa yang mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai “pemimpin sementara” di Venezuela sebagai bentuk campur tangan dan melegitimasi kekuasaan yang dirampas.

Juru bicara Presiden Vladimir Putin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan pada hari Senin (4/2) bahwa “upaya untuk melegitimasi kekuasaan yang dirampas” merupakan “campur tangan dalam urusan internal Venezuela.”

Menurut Peskov, penyelesaian masalah politik Venezuela harus diserahkan kepada warga negara tersebut, bukan negara asing.

Uni Eropa telah menetapkan batas waktu bagi pemerintah terpilih Presiden Nicolas Maduro untuk mengadakan pemilihan presiden lebih awal setelah Guido menyatakan dirinya “presiden” bulan lalu.

Namun Maduro, menolak ultimatum itu pada hari Minggu (27/1), dengan mengatakan, “Venezuela telah melakukan semua pemilihannya.”

Ketika tenggat waktu berlalu pada hari ini (Senin 4/2), beberapa negara anggota UE, termasuk Spanyol, Prancis, Inggris, Denmark, Swedia dan Austria, mengumumkan pengakuan mereka terhadap Guaido sebagai “penjabat presiden” Venezuela.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan pemerintahnya “secara resmi mengakui presiden Majelis Nasional Venezuela, Guaido Marquez, sebagai penjabat presiden Venezuela.”

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan kepada radio Inter Prancis bahwa “Guaido, yang legitimasinya diakui dengan baik, memiliki kemampuan untuk menyerukan pemilihan presiden.”

Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt melalui cuitan di Twitter, mengatakan pemerintah Perdana Menteri Theresa May mengakui Guido.

Menteri Luar Negeri Denmark Anders Samuelsen dalam cuitannya menyatakan bahwa negaranya mengakui Guido sebagai “presiden sementara” Venezuela “sampai pemilihan umum yang bebas dan demokratis berlangsung.”

Sementara itu, PBB dan beberapa negara, termasuk Rusia, Cina, Iran, Turki, dan Suriah serta Bolivia mengatakan mereka akan mendukung pemerintah Venezuela terpilih. (ra/presstv)

DISKUSI: