Ribuan Pelajar Hongkong Mulai Aksi Boikot Belajar
Hongkong, LiputanIslam.com — Ribuan pelajar dan Mahasiswa Hongkong memulai aksi mogok belajar untuk memprotes kebijakan pemerintah Cina terkait masalah pemilihan kepala eksekutif Hongkong yang dianggap “mengebiri” demokrasi warga Hongkong.
Sebagaimana dilaporkan BBC News, Senin (22/9), ribuan pelajar dan mahasiswa yang berasal dari lebih dari 20 sekolah dan universitas di Hongkong berkumpul di komplek Chinese University of Hong Kong untuk memulai aksi boikot yang akan berlangsung selama seminggu.
Aksi ini merupakan awal dari aksi -aksi yang lebih besar yang berpuncak pada tanggal 1 Oktober mendatang, yang diorganisir oleh kelompok oposan “Occupy Central”.
Aksi diorganisir oleh beberapa kelompok pelajar dan mahasiswa seperti Hong Kong Federation of Students and Scholarism. Organiser juga akan mengorganisir beberapa aksi lainnya seperti sejumlah pawai jalanan dan kuliah umum di sebuah lapangan di dekat kantor pemerintah Hongkong.
Sekitar 400 pengajar dan staff pendidikan juga hadir dalam aksi tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap aksi tersebut.
Dalam aksi tanggal 1 Oktober mendatang, kelompok Occupy Central akan mengorganisir aksi duduk di Central, kawasan bisnis terbesar di Hongkong.
Isu tentang bagaimana rakyat Hongkong memilih pemimpinnya telah membelah masyarakat Hongkong menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama mendukung peran pemerintah pusat yang lebih besar, sementara kelompok kedua menuntut peran yang lebih besar bagi warga Hongkong sendiri.
Bulan lalu parlemen Cina menetapkan bahwa calon pimpinan eksekutif (gubernur) Hongkong harus lolos seleksi lembaga penyeleksi yang dibentuk pemerintah.
Pemilihan pimpinan eksekutif Hongkong mendatang akan digelar tahun 2017, dimana pemerintah Cina sebelumnya telah berjanji untuk menggelar pemilihan langsung.
Para aktifis Hongkong menuduh pemerintah Cina akan menggunakan lembaga penyeleksi sebagai kepanjangan tangan kepentingannya di atas aspirasi warga Hongkong. Sementara pendukung pemerintah pusat menuduh para aktifis telah mengganggu perdamaian dan kestabilan Hongkong.(ca)