Remaja Putri Eks-ISIS Meminta Kewarganegaraan dari Belanda

0
572

London, LiputanIslam.com–Shamima Begum, salah satu dari tiga remaja putri Inggris yang meninggalkan Inggris untuk bergabung dengan ISIS di Suriah, mengatakan dia akan berusaha mencari kewarganegaraan Belanda. Pernyataan ini disampaikannya setelah Departemen Dalam Negeri Inggris telah mengeluarkan perintah untuk mencabut kewarganegaraannya. Begum menginginkan kewarganegaraan Belanda karena suaminya, seorang petempur ISIS, berasal dari negara itu.

Begum, yang melarikan diri dari rumahnya menuju Suriah ketika dia berusia 15 tahun, mengatakan kepada ITV News, Rabu (20/2), “Aku tidak terlalu terkejut tapi aku sedikit terkejut. Ini sedikit mengecewakan dan membuat frustrasi. Aku merasa [kondisi ini agak tidak adil pada aku dan anakku.”

BBC yang mengutip sumber-sumber pemerintah melaporkan bahwa pencabutan kewarganegaraan Begum yang baru berusia 19 tahun itu memungkikan karena ia “memenuhi syarat untuk kewarganegaraan” dari negara lain. Namun, meski Begum keturunan Bangladesh, ia tidak memiliki paspor negara Asia dan tidak pernah berkunjung ke sana. Hukum internasional melarang negara mencabut satu-satunya kewarganegaraan mereka.

Setelah tiba di Raqqa, Suriah, pada tahun 2015, Begum menikah dengan petempur ISIS asal Belanda, Yago Riedijk, yang 12 tahun lebih tua darinya.Suaminya baru-baru ini menyerah kepada Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS ketika mereka mendekati Baghuz, sebuah desa kecil dan terpencil di provinsi Deir Az Zor yang merupakan wilayah kekuasaan terakhir ISIS. Nasibnya sejak itu tidak jelas.

Setelah Begum melahirkan bayinya minggu ini di sebuah kamp pengungsi Suriah, ia menyampaikan kepada wartawan bahwa mengatakan dia ingin kembali ke Inggris demi bayinya yang baru lahir. Dia sebelumnya telah melahirkan dua anak lain, tetapi keduanya meninggal selama waktunya di Suriah.

“Saya seorang gadis berusia 19 tahun dengan bayi yang baru lahir,” katanya kepada ITV dalam wawancara sebelumnya. “Saya tidak tahu bagaimana saya akan dipandang sebagai bahaya. Saya tidak akan kembali dan memprovokasi orang untuk pergi ke ISIS atau apa pun; saya akan mendorong mereka untuk tidak pergi [bergabung dengan ISIS] karena kenyataannya tidak sama seperti di video-video mereka [ISIS].” (ra/aljazeera)

DISKUSI: