Putri Widji Tukul Kritik Jokowi Karena Pilih Hendropriyono
AM Hendropriyono dikaitkan dengan kasus kematian aktivis HAM, Munir pada tahun 2004. Ketika itu, Munir meninggal dalam pesawat yang membawanya menuju Amsterdam. Anggota BIN disebut-sebut berada di balik kejadian itu, dan Hendropriyono pada saat itu menjabat kepala BIN. Selain itu, dalam Siaran Pers KontraS 2003, Hendropriyono disebut terlibat dalam kasus pembantaian Muslim di Talangsari, Lampung pada 1989. Saat itu, Hendropriyono yang berpangkat Kolonel menjabat sebagai komandan Korem (Danrem) 043 Garuda Hitam Lampung.
Sementara itu, ayah Fitri, Widji, sejak tahun 1998 hilang bersama sejumlah aktivis reformasi lainnya. Kasus hilangnya para aktivis ini sering dikaitkan dengan Prabowo Subianto yang pada saat kejadian menjabat sebagai Danjen Kopassus.
Berikut surat terbuka Fitri kepada Jokowi.
Masih ingat ini kan Pak? :’)
Bapak sendiri lho yg bilang #JokowiMenolakLupa.
Ketika semua orang bikin avatar “I Stand On The Rights Side”, sy lebih suka bikin avatar dengan tulisan “I Am On The Human Right Side And I Stand With Joko Widodo” (https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10203265044325607&set=pb.1194406735.-2207520000.1407694363.&type=3&theater).Bapak ngerti kan maksud sy? Melawan lupa tidak jauh2 dari melawan luka, pak. Dan itu harus tanpa perkecualian. Bisa dipahami kan pak?
Revolusi mental sebuah negara dimulai dari menghargai nyawa rakyatnya meskipun cuma 1 nyawa, pak. Jika bapak ingat bapak saya, jika bapak memakai puisi bapak saya untuk melawan puisi kubu Prahara, tolong ingat Alm.Munir juga pak. Alm.Munir juga punya jasa besar dalam perkembangan kasus bapak saya.
Dan dia dibunuh! Dibunuh karena memperjuangkan hak asasi manusia, termasuk hak asasi bapak saya. Bapak tau juga kan siapa pembunuhnya? Bapak tau kan bagaimana negara menyepelekan kasusnya?
Hindari budaya perkewuh dan tak berdaya karena pernah dibantu orang pak. Jadilah objektif pak.Sensitiflah terhadap mereka yg berpotensi punya lidah penjilat dan membahayakan diri bapak. Sy tau bapak masih bisa diandalkan. Sy tau bapak masih bisa kami cintai. Karena bapak hanyalah satu2nya, berbeda dgn yg lain.. :’)
Saya harap ini hanya ujian yang mengasah keimanan bapak. Dan semoga ujian ini cepat berlalu karena melihat bapak seperti ini kami turut tersakiti pak.
Di tanganmu ada harapan kami, jangan remukkan itu.
Salam Ingatan.
Menjelang Pilpres 2014, kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) menjadi sorotan beberapa pihak, terutama karena Capres Prabowo Subianto pernah diberhentikan sebagai anggota TNI akibat kasus tersebut. Fitri Nganti Wani saat itu juga membuat puisi yang diduga menyindir Prabowo Subianto dan orang dekatnya, Fadli Zon. Berikut puisi Fitri saat itu:
Tak Berjenggot Kebakaran JenggotDia yang tak berjenggotKebakaran jenggotPelaku teriak pelakuLucu lucu lucuDia yang tak berjenggotKebakaran jenggotTerbatas merdekanyaMaju kena mundur kenaDia yang tak berjenggotKebakaran jenggotJungkir balik jilat pantat si bosMenculik dan membunuh nuraninya sendiriKemarilah kawanAku ingin jadi temanmuKita harus jujurAtas hati masing-masingDi sini kamu akan nyamanBukan karena uang, bukan..Tapi karena kebenaranTapi sayang beribu sayangBagimu aku bukan levelmuYang mumpuni soal politikSegalanya kau sebut politikBahkan perjuangan tulusSeorang anakYang mencari bapaknyaDia yang tak berjenggotKebakaran jenggotKasihan betul!Ruang mata kosong melompongMayat hidup,Bukan manusia10 Mei 2014
“Harus jelas. Masa 13 orang bisa tidak ketemu tanpa kejelasan,” kata Jokowi kepada wartawan di rumah relawan di Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 9 Juni 2014 seperti dikutip Tribunnews. Proses pencarian orang hilang tersebut, lanjut Jokowi, merupakan bagian dari kebijakan besarnya terkait penuntasan kasus pelanggaran hak asasi manusia pada 1998. (dw)