Potret Dualisme AS Sikapi Kematian Gadis Iran dan Irak

0
1243

LiputanIslam.com-Kebijakan standar ganda AS menjadi sasaran kecaman dalam kasus tewasnya gadis remaja Irak, Zainab Isham (15 tahun) karena tembakan serdadu AS dan kematian mendadak gadis etnis Kurdi Iran, Mahsa Amini (22 tahun).

Terbunuhnya Zainab telah menyulut amarah rakyat Irak. Mereka memviralkan tagar #ASMembunuhZainab dan menuntut agar pasukan AS angkat kaki dari Irak. Mereka menegaskan, rakyat Irak hanya akan bisa merasakan kedamaian setelah keluarnya pasukan asing.

Kematian Mahsa pun terjadi hampir bersamaan dengan kejadian pahit ini. Tagar #Mahsa_Amini pun menjadi viral di dalam dan luar Republik Islam Iran.

Musuh Iran di dalam dan luar negeri menjadikan kematian Mahsa sebagai alat untuk memicu kerusuhan, menjauhkan masyarakat Muslim Iran dari Islam, dan memprovokasi mereka untuk menentang ajaran Islam. Mereka, yang sebenarnya tidak peduli dengan kematian Mahsa, ingin memanfaatkan kejadian ini demi tujuan-tujuan lain.

Sehubungan dengan ini, Presiden AS, Joe Biden mengaku dalam posisi “bersama dengan rakyat pemberani Iran, para wanita, dan pendemo”. Ia pun menggunakan podium PBB untuk menunjukkan “simpati provokatifnya”.

Dalam klaimnya, Biden menggunakan frasa “hak paling primitif warga Iran”. Padahal hak rakyat AS sendiri juga dirampas dan Paman Sam juga menginjak-injak hak rakyat negara-negara lain secara langsung melalui pendudukan atau hegemoninya.

AS secara terbuka mengaku telah menjarah kekayaan bangsa Suriah serta mencuri minyak dan gas negara tersebut.

Biden pun memprovokasi para perusuh di Iran. Namun di saat bersamaan, ia hanya membisu soal gadis remaja Irak yang terbunuh oleh peluru serdadu AS di Baghdad dan bersikap tidak peduli terhadap peristiwa pahit ini.

Kejadian ini melukai hati rakyat Irak sekaligus menyulut kemarahan mereka. Rakyat Irak bahkan menyatakan bahwa keberadaan satu saja serdadu AS di tanah Irak sebagai penodaan kesucian.

Pusat Komando Operasi Baghdad dalam statemennya menyatakan, para pejabat terkait akan memberikan informasi terkait proses penyelidikan. Mereka mengumumkan akan mengambil langkah tegas terhadap pelaku kejadian ini.

Namun para analis Irak berpendapat, Pemerintah Irak saat ini belum berhasil mengakhiri intervensi AS dalam urusan domestik. Sebab itu, mereka ragu Pemerintah Baghdad bisa menunaikan janjinya untuk menyelesaikan kasus terbunuhnya Zainab oleh serdadu AS. (af/alalam)

DISKUSI: