PM Malaysia: Australia Tidak Berhak Mengakui Yerusalem Ibukota Israel
Komentar ini ia sampaikan pada Minggu (16/12) ketika menghadiri sebuah acara di Bangkok, Thailand. Sehari sebelumnya, pemerintah Canberra mengumumkan bahwa mereka telah mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan akan memindahkan kedubes mereka ke kota tersebut.
“Yerusalem harus selalu seperti sekarang dan bukan menjadi ibukota Israel,” tegas Mahathir.
“Yerusalem selalu berada di bawah negara Palestina, jadi mengapa mereka mengambil inisiatif membagi Yerusalem [al-Quds] yang bukan milik mereka, dan memecah belah Arab dan Yahudi? Mereka tidak punya hak melakukan itu,” jelasnya.
Sementara itu, kemenlu Malaysia merilis pernyataan bahwa pemerintah Kuala Lumpur “menentang keras” keputusan Australia tersebut.
Langkah Australia ini mengekor jejak AS yang telah memindahkan kedubes sejak 6 Desember tahun lalu. Relokasi kedubes AS ini memancing demonstrasi di kawasan pendudukan Palestina, Iran, Turki, Egypt, Yordania, Tunisia, Aljazair, Irak, Morocco, dan negara Muslim lainnya. (ra/presstv)
PRESS RELEASE: AUSTRALIA’S RECOGNITION OF WEST JERUSALEM AS THE CAPITAL OF ISRAEL pic.twitter.com/qHR92Sw7u1
— Wisma Putra (@MalaysiaMFA) December 16, 2018