Perundingan Genewa II Macet

0
469

genewea2Genewa, liputanislam.com — Seperti dikhawatirkan banyak pihak, perundingan Genewa II yang diharapkan bisa menyelesaikan konflik berdarah di Suriah, pada hari Senin (27/1) mengalami jalan buntu.

Menurut berbagai sumber terpercaya, kemacetan perundingan terjadi setelah delegasi oposisi menolak syarat yang diajukan pemerintah untuk menjamin keberadaan lembaga-lembaga kenegaraan yang ada serta komitmen untuk memerangi terorisme. Kubu oposisi menolak pernyataan tersebut dan menegaskan bahwa pembicaraan harus difokuskan pada transisi politik. Karena tidak ada kompromi, utusan khusus PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Lakhdar Brahimi, yang bertugas sebagai penengah, akhirnya menghentikan perundingan.

Sebuah sumber yang dekat dengan delegasi pemerintah Suriah mengatakan kepada kantor berita Perancis AFP bahwa kubu oposisi hanya berkutat pada masalah “pemerintahan transisi” dan tidak mempedulikan hal-hal lainnya. Sebaliknya kubu oposisi menuduh delegasi pemerintah telah berusaha mengalihkan pembicaraan ke persoalan terorisme.

Segera setelah oposisi menolak pernyataan (yang diajukan pemerintah) dan bersikukuh pada masalah lembaga transisi, Tuan Brahimi pun menghentikan sesi tersebut,” kata sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya kepada AFP.

Perundingan hari Senin merupakan perundingan hari ketiga antara 2 kubu yang berlawanan dalam konflik Suriah. Sebelumnya perundingan kali ini diharapkan akan menghasilan kesepakatan politik bersama. Kubu oposisi selama ini menuntut Presiden Bashar al Assad untuk mundur dan tidak lagi dilibatkan dalam pemerintahan transisi. Sementara kubu pemerintah berkukuh kepemimpinan Bashar al Assad tidak boleh diganggu gugat.

Pernyataan (komunike) bersama yang dihasilkan pada perundingan terdahulu (Genewa I) yang digelar tahun 2012 menyebutkan perlunya dibentuk pemerintahan sementara yang terdiri dari rezim yang berkuasa (Bashar al Assad), kusu oposisi dan pihak-pihak lain. Namun para pejabat Amerika dan media massa barat seringkali mengaburkan fakta tersebut dengan menyebut seolah-olah Genewa I mengamanatkan mundurnya Bashar al Assad.(ca/afp/press tv/al akhbar)

DISKUSI: