Pengamat: Jonan Seperti Kebakaran Jenggot

0
529
Menhub, Ignasius Jonan

Menhub, Ignasius Jonan

Jakarta, LiputanIslam.com–Pengamat penerbangan Gerry Soejatman menilai, langkah Menteri Perhubungan Ignasius Jonan membenahi manajemen perhubungan udara pasca-jatuhnya AirAsia QZ8501 seperti orang kebakaran jenggot. Sejauh ini, Jonan telah melarang sejumlah rute penerbangan dan memutasi para pejabat.

Gerry menyebutkan ada tiga langkah Jonan yang dinilainya terburu-buru, yaitu pembekuan izin terbang AirAsia pada hari Minggu rute Surabaya-Singapura. Kedua, melarang sejumlah rute penerbangan di Bandara Juanda tanpa alasan yang detail. Ketiga, memutasi sejumlah pejabat terkait dengan pemberian izin terbang.

“Ini kan awalnya kesalahan di pengawasan. Ke mana saja pemerintah selama ini? Harusnya pemerintah menangkap itu sejak awal,” ujar Gerry seperti dikutip Kompas.com, Jumat (9/1/2015).

“Kalau misalnya kegagalannya ada di sektor pengawasan, apa wajar rute suatu maskapai itu dibekukan? Ini kesannya Jonan seperti kebakaran jenggot. Karena ada kecelakaan, ingin terlihat buru-buru memperbaiki,” lanjut Gerry.

Gerry berpendapat, seharusnya pemerintah tidak perlu membekukan izin rute penerbangan AirAsia. Sebab, menurut dia, hal itu tidak adil. Sementara satu rute AirAsia dibekukan, rute maskapai penerbangan lain yang juga tidak berizin hanya dilarang untuk terbang.

“Seharusnya bahasanya sama dong, dibekukan juga. Kenapa yang satu dibekukan, lalu yang lainnya hanya disebut dilarang terbang tanpa penjelasan yang detail,” ujar dia.

Gerry juga mengkritik langkah Jonan memutasi sejumlah pejabat terkait pemberian izin terbang. Pertanyaannya, kata dia, apakah mereka sudah diberikan kesempatan untuk membela diri soal izin terbang tersebut? Menurut Gerry, langkah itu menunjukkan seakan-akan kesalahan ditumpahkan kepada jajaran di bawahnya.

“Ini kebakaran jenggot yang kedua, atau itu jangan-jangan upaya pembersihan? Kalau memang itu, harusnya melalui prosedur yang jelas dan terbuka sehingga publik tahu, dia itu benar-benar salah,” ujar Gerry.

Lebih jauh, Gerry berharap, kecelakaan AirAsia benar-benar dijadikan momentum perbaikan manajemen transportasi udara di Indonesia. (fa/kompas)

DISKUSI: