Pencarian Besar-Besaran Dilakukan untuk Temukan Jendral yang Diculik di Colombia
Bogota, LiputanIslam.com — Pencarian besar-besaran dilakukan aparat keamanan Colombia terhadap seorang jendral yang diculik oleh kelompok pemberontak Farc, Minggu (16/11).
Sebagaimana laporan BBC News, Senin (17/11) petang, penculikan ini adalah yang pertama sejak dimulainya konflik antara pemerintah dengan kelompok Farc 50 tahun lalu. Akibat penculikan ini Presiden Juan Manuel Santos membatalkan perundingan kedua pihak yang telah berlangsung di Havana, Kuba, selama 2 tahun terakhir.
Menhan Colombia Juan Carlos Pinzon kini memimpin langsung operasi pencarian terhadap Brigadir Jendral Alzate.
Sebelumnya Brigjen Alzate berkeliling dengan perahu di sungai Atrato di Provinsi Choco di utara Colombia. Ia berhenti di desa Las Mercedes, sekitar 15 km dari ibukota provinsi Quibdo untuk bertemu warga setempat. Namun ia ditangkap oleh anggota-anggota Farc bersama 2 orang lainnya, pengacara Gloria Urrego dan Kapten Jorge Rodriguez Contreras.
Jubir perwakilan Farc di Havana menolak berkomentar tentang insiden penculikan ini dan mengatakan tengah mencari informasi yang lebih lengkap tentang insiden itu.
Berkicau di Twitter, Presiden Santos meminta penjelasan Menhan Juan Carlos Pinzon tentang insiden tersebut. Ia mempertanyakan mengapa Brigjen Alzate berada di wilayah Farc dengan pakaian sipil.
Selama perundingan di Havana, kedua pihak memang belum pernah mengumumkan gencatan senjata. Namun 2 tahun lalu Farc mangatakan akan menghentikan aksi-aksi penculikan sebagai itikad baik untuk menyelesaikan konflik.
Baru-baru ini Farc juga menculik 2 tentara di provinsi timur Arauca, mengindikasikan Farc mengecualikan tentara dari kebijakannya menghentikan penculikan.
Diperkirakan 220.000 orang telah tewas akibat konflik bersenjata antara pemerintah dan kelompok Farc yang telah berlangsung selama 5 dekade.
Salah satu janji Presiden Santos selama kampanye adalah menyelesaikan konflik bersenjata dengan Farc.(ca)