Pejuang Sudan Selatan Tembak Mati Pasien di Rumah Sakit

0
624
Sudan F

Sumber foto: CS monitor

Juba, Liputanislam.com—Prajurit perang Sudan Selatan menjarah rumah sakit, menyetop paksa pelayanan kesehatan untuk ratusan ribu orang, dan  membunuh pasien di atas tempat tidur mereka, demikian diungkap organisasi kemanusiaan, Doctors Without Borders, Rabu(26/2).

Dingatkan oleh ”ancaman atas penjarahan dan penyerangan kepada pasien” serta fasilitas kesehatan, Doctors Without Borders (MSF-Medecins Sans Fronteriers) mengatakan bahwa seolah pekerjaan penting mereka tengah dilecehkan dan ditekan oleh situasi yang penuh ketakutan.

Ribuan nyawa telah melayang dan hampir 900.000 lainnya melarikan diri dari rumah selama dua bulan terakhir menyusul konflik yang terjadi antara pemerintah dan pemberontak dukungan Uganda tersebut.

“Perawat medis diancam senjata api, dan pasien-pasien ditembaki di atas tempat tidur mereka, bangsal-bangsal dibakar habis, peralatan medis dijarah, dalam kasus ini, seluruh rumah sakit ludes,” ungkap MSF dalam pernyataannya.

Pertempuran sengit yang terjadi antara pemerintah dan pasukan pemberontak telah sampai ke daerah pusat Malakal Utara, dimana daerah ini telah beberapa kali berpindah tangan dalam perang yang terus menerus.

Malakal kini sepi, rumah-rumah terbakar dimana-mana, mayat-mayat bergeletakan di jalan-jalan tak terhitung. Saya tidak sanggup berkata-kata untuk menggambarkan kebrutalan ini,” ungkap Carlos Fransisco, koordinator Gawat Darurat MSF.

“Kini, hampir 300.000 orang tak lagi punya akses ke rumah sakit, atau klinik-klinik umum, tak ada yang tertinggal di rumah sakit ini yang bisa digunakan,” tambahnya.

Kekejaman telah dilakukan oleh dua belah pihak, baik itu pada bentrokan intern yang menandai dimulainya konflik di ibukota Juba pada 15 Desember lalu, maupun konflik-konflik lain yang terus diulang di kota-kota di negara kecil namun kaya minyak ini.

Kekerasan terus berlanjut di Sudan meskipun perjanjian gencatan senjata telah di tanda-tangani, 23 Januari lalu. Komunitas Internasional mendesak kedua belah pihak untuk menghormati gencatan senjata tersebut.(lb/iolnews)

DISKUSI: