Paket Pimpinan DPR Disahkan, KMP ‘Menang’ Lagi
Jakarta, LiputanIslam.com–Sidang paripurna pembahasan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat berlangsung panjang dan diwarnai kericuhan, yang berujung pada aksi walkout oleh partai-partai Koalisi Jokowi-JK. Akhirnya sidang DPR yang dikuasai kubu mayoritas, Koalisi Merah Putih (KMP), mengesahkan paket pimpinan DPR yang mereka ajukan.
Sidang paripurna dimulai sejak pukul 22.15. Namun anggota DPR dari PDI-P, PKB, dan Hanura tidak ada satupun yang hadir. Anggota dari Partai Nasdem yang masuk ke dalam koalisi Jokowi-JK hadir sebanyak 31 orang dari 36 orang. Nasdem menolak sidang dimulai karena belum seluruh peserta hadir di ruangan. Sebaliknya, KMP dan Partai Demokrat ingin sidang tetap dilaksanakan. Pimpinan DPR sementara, yaitu anggota tertua dan termuda, Popong Otje Djunjunan (Golkar) dan Ade Riza dari (Gerindra) memutuskan agar sidang di-skors.
Setelah anggota PDIP, PKB, dan Hanura datang. skors pun dicabut. Popong mengingatkan sesuai tata tertib waktu sidang hanya sampai pukul 23.30 WIB. Ia meminta pandangan apakah sidang akan diperpanjang atau ditutup.
Sontak belasan anggota DPR RI maju ke depan pimpinan sidang. Mereka memprotes opsi yang dilontarkan pimpinan sidang.
Dari puluhan anggota DPR yang maju ke depan, tampak di antaranya Rieke Diah Pitaloka dari PDIP, dan Rachel Maryam dari Gerindra. Popong meminta puluhan anggota DPR yang maju ke depan meja sidang untuk duduk.
“Saya tidak akan melayani sebelum saudara-saudara duduk,” hardik Popong.
Setelah adu argumen selama sekitar 20 menit, akhirnya para anggota DPR RI yang protes bersedia kembali ke kursinya masing-masing. Popong kemudian melanjutkan pertanyaan kepada masing-masing partai.
Popong mulai bertanya pada PDIP, namun partai berlambang Banteng Moncong Putih ini menolak memberikan jawaban. Selanjutnya, pertanyaan dilanjutkan pada Partai Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PPP, dan PKS yang setuju sidang dilanjutkan hingga selesai. PKB dan Hanura juga menolak untuk memperpanjang waktu paripurna.
“Berdasarkan mayoritas partai setuju sidang diperpanjang. Kita akan selesaikan sidang ini dengan agenda kedua untuk pembentukan fraksi,” katanya.
Ini yang Diprotes Koalisi Jokowi-JK
Koalisi Jokowi-JK keberatan dengan sidang yang dilaksanakan tadi malam. Mereka ingin sidang dilaksanakan besok, namun tidak didukung oleh KMP dan PD dalam rapat antar fraksi yang berlangsung tertutup.
Dalam tata tertib DPR yang disusun oleh koalisi mayoritas (baca: KMP Sumringah Menang 4 Kali, Apa Saja?), calon ketua dan wakil ketua diusulkan oleh fraksi dalam satu paket calon pimpinan yang terdiri atas satu orang calon ketua dan empat orang calon wakil ketua dari fraksi yang berbeda. Usulan itu lalu ditetapkan sebagai paket calon dalam rapat paripurna DPR. Paket tersebut nantinya akan dipilih secara musyawarah untuk mufakat. Jika tidak tercapai musyawarah mufakat, paket akan dipilih dengan pemungutan suara. Setiap anggota memilih satu paket calon. Paket calon yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai ketua dan wakil ketua terpilih dalam rapat paripurna DPR.
Dalam aturan seperti ini, koalisi Jokowi-JK yang hanya terdiri dari empat partai tak bisa mengajukan paket. Akhirnya, setelah sidang berlarut-larut hingga dini hari, PDIP, PKB, dan Hanura memutuskan walk out.
Politikus PDIP Pramono Anung mengeluhkan tidak ada aturan dalam sidang.
“Ya mau bagaimana lagi? Pimpinannya begitu. Harusnya diatur tata aturan bersidang. Ini tidak ada aturan main,” kata Pramono usai walkout.
Pramono mengatakan bahwa sidang paripurna sudah diatur. “Tujuannya untuk memaksakan paket yang mereka inginkan,” ujarnya.
Ini Dia Paket Pimpinan DPR 2014-2019
Sidang kemudian mengesahkan paket pimpinan DPR yang diajukan KMP, yaitu Setya Novanto/Golkar (Ketua) dan empat wakil ketua yakni Fadli Zon (Gerindra), Agus Hermanto (Demokrat), Fahri Hamzah (PKS) dan Taufik Kurniawan (PAN). Pengambilan sumpah dilangsungkan pukul 04.00 WIB, Kamis (2/10/2014) oleh Ketua Mahkamah Agung, Hatta Ali. (dw)