Jakarta, LiputanIslam.com— Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini di pasar spot, Jumat (21/6) menguat 0,42 persen ke posisi Rp 14.120 per dolar AS.
Penguatan sebesar 0,42 persen membuat mata uang garuda ini menjadi mata uang terbaik kedua di Asia setelah China. Meski demikian, ada beberapa yang menjadi penghalang penguatan rupiah dalam beberapa waktu ke depan.
Baca: Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Rp 14.300 per Dolar AS
Menurut Ekonom Bank Central Asia David Sumual, para pelaku akan memperhatikan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang berlangsung akhir bulan nanti. Dalam KTT tersebut, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan bertemu untuk membahas masalah perang dagang.
Jika terjadi kesepatakan dalam agenda tersebut, maka akan berefek positif bagi rupiah. Jika yang terjadi sebaliknya, maka perang kebijakan tarif impor antara AS dan China akan berlanjut.
Selain itu, rupiah juga bisa terancam oleh harga minyak dunia yang berpotensi kembali memanas. Apalagi, tensi konflik geopolitik di Timur Tengah kembali meningkat sejak pekan lalu akibat ledakan kapal tanker minyak di Selat Hormuz.
Meningkatnya harga minyak bisa berefek negatif terhadap impor migas Indonesia. Hal ini akan berdampak pada pergerakan rupiah apalagi jika neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit. (sh/cnbcindonesia/kontan)
Heboh Drone Hizbullah Masuk Israel
24/02/2022Rusia dan Ukraina Hadapi Situasi Genting
23/02/2022
Popular Tags
Dunia Islam – Berita Islam –Berita Dunia Islam – Konflik Timur Tengah – Timur Tengah Terkini – Berita Islam Terkini – Berita Internasional – Berita Timur Tengah – Berita Iran – Berita Iran Terkini – Iran Terkini – Iran vs AS – Amerika vs Iran – AS vs Iran – Berita Palestina – Berita Palestina Terbaru – Palestina Hari Ini – Palestina Terkini – Palestina Israel – Berita Turki – Turki Terkini – Berita Yaman – Perang Yaman – Perang Suriah– Berita Suriah – Berita Afghanistan – Berita Arab Saudi – Arab Saudi Terkini